Parkir Liar di Tasikmalaya Marak, Juru Parkir Keluhkan Kenaikan Setoran

jukir kota tasikmalaya
Seorang juru parkir di Jalan Sukawarni, Kecamatan Cihideung, saat diwawancara soal pendapatan memandu parkir dan kenaikan target, Senin 21 Oktober 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Maraknya parkir liar di Kota Tasikmalaya menjadi sorotan para juru parkir (jukir) yang merasa area tersebut menyebabkan kemacetan dan kekumuhan. Para jukir menilai bahwa pemerintah seharusnya bertanggung jawab atas situasi ini, terutama karena mereka menghadapi tekanan yang semakin berat terkait setoran yang terus naik setiap tahun.

Anto (45), seorang jukir di Jalan Sukawarni, Yudanagara, Kecamatan Cihideung, mengungkapkan bahwa kenaikan setoran hampir tidak pernah terpenuhi selama setahun terakhir. Menurutnya, kenaikan setoran hingga tiga kali lipat sangat memberatkan, terutama karena pendapatan dari lapak parkir di lokasinya sedang menurun.

“Setoran tahun lalu di sini Rp450.000 sekarang udah jadi Rp1 juta-an. Sangat memberatkan, apalagi kondisi sekarang kan turun ya penghasilan. Banyak yang ngeluh gitu gak cuma saya, tapi ya gimana lagi dari pihak Dishubnya harus naik,” kata Anto saat ditemui di lokasi parkir, Senin 21 Oktober 2024.

Baca Juga:Cuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 MiliarMAKLUMAT EYANG!!

Ia menjelaskan bahwa hanya pada hari Sabtu dan saat libur sekolah atau hari besar nasional, pendapatan parkirnya mengalami peningkatan. Di luar hari-hari tersebut, kondisi cenderung sepi.

“Karena setoran naik ya memberatkan. Kalau Sabtu agak rame. Kalau hari biasa sepi. Tapi ya kalau dihitung-hitung masih ketutup. Cuman kan jadi dikit dapetnya,” sebutnya.

Selain menghadapi tantangan kenaikan setoran, Anto juga harus membagi penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Ia menggambarkan sulitnya mencukupi kebutuhan dengan pendapatan yang minim.

“Setoran ketutup cuman, seumpama gini, sisihkan setoran Rp50.000 sehari, sedangkan dapat Rp60.000, masih dapat Rp10.000? jadi ya tahu sendirilah capek, panas, masa cuman dapat Rp10.000,” ujarnya.

Anto menekankan bahwa tugas sebagai jukir tidak hanya soal menarik uang parkir, tetapi juga menjaga keamanan dan ketertiban kendaraan.

Ia sering menghadapi tuduhan bahwa deretan parkir yang ia kelola menjadi penyebab kemacetan di Jalan KHZ Mustafa.

Namun, menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas, bukan parkir sembarangan.

Baca Juga:TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian AnggaranIvan Dicksan Sebut Petiga Idaman Pendukung Paling Solid dan Mengakar di Pilkada 2024!

“Lebih ke tanggungjawab ke kendaraan. Ini jalan searah, forbidden, tapi banyak yang lewat ke sini dua arah. Itu yang buat macet bukan karena parkir,” jelasnya.

0 Komentar