TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus meninggalnya pelajar madrasah di Jalan Letjen Mashudi yang diduga korban penganiayaan membuat guru madrasah ikut terusik. Mereka pun mendesak aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut secara jelas.
Sebagaimana diketahui, Ghazwan Ghaisani merupakan pelajar dari salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Tasikmalaya. Hal tersebut menjadi duka juga bagi dunia pendidikan khususnya para guru madrasah.
Mereka pun ikut terusik dengan apa yang menimpa Ghazwan yang diduga menjadi korban penganiayaan. Mereka pun berencana untuk bergerak dan melakukan audiensi ke Polres Tasikmalaya Kota.
Baca Juga:Lawan Money Politic! Kualitas Pilkada Bukan Sebatas Karena Partisipasi PemilihAda Nomor Urut, Lima Angka Jadi Identik Simbol Kampanye Pasangan Calon Pilkada Kota Tasikmalaya
Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya Asep Rizal Asyari mengaku pihaknya ikut berduka atas meninggalnya salah sati pelajar MTs. Mengingat ada dugaan penganiayaan pihaknya meminta kepolisian bisa segera memastikannya. “Dugaan publik kan ada indikasi penganiayaan, polisi harus bisa memastikan itu betul atau tidak,” ucapnya.
Jika memang korban meninggal karena dianiaya, tentunya harus ada upaya mengusutnya secara tuntas. Yakni menangkap pelaku yang sudah menganiaya korban yang akhirnya meninggal dunia. “Kalau memang penganiayaan, pelakunya harus ketemu dan diproses secara hukum,”katanya.
Di sisi lain, hal ini juga perlu jadi bahan evaluasi untuk para guru supaya terus menguatkan pendidikan karakter pelajar. Karena tidak bisa dipungkiri berandalan bermotor atau geng motor yang berulah di jalan sebagian merupakan pelajar. “Kita harus lebih menyadarkan dan membentuk karakter pelajar yang positif,” ujarnya.
Begitu juga untuk para orang tua, menurutnya pengawasan terhadap anak harus lebih ditingkatkan. Sebisa mungkin jangan biarkan mereka beraktivitas di luar rumah pada malam hari tanpa pendampingan orang dewasa. “Bukan hanya supaya mereka terlibat pergaulan negatif, tapi untuk menjaga anak-anak kita agar tidak menjadi korban,” tandasnya.(rangga jatnika)