Apabila alat sudah ditentukan, maka buatlah alur kerja yang paten untuk menyederhanakan dan mengorganisir proses kegiatan pemasaran.
Menyusun workflow sesuai kebutuhan tim
Setelah mengetahui tujuan, kebutuhan bisnis serta alat yang akan digunakan maka selanjutnya adalah menyusun workflow (alur kerja) dari rangkaian marketing automation. Alur kerja ini memungkinkan tim untuk menjadi lebih produktif karena tugas terstruktur telah diatur sesuai dengan timeline yang sudah ditetapkan. Marketing automation workflow biasanya meliputi otomatisasi pesan konfirmasi pengiriman, atau pesan otomatis mengenai review/feedback.
Workflow biasanya dapat berjalan dengan trigger, untuk penjelasan yang lebih sederhana, mari kita ambil salah satu contoh penggunaan workflow untuk marketing automation dengan trigger: ketika pelanggan menyelesaikan proses transaksi pembelian.
Baca Juga:HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers: Refleksi Perjalanan Pers di IndonesiaSurvei Pilkada Kota Tasikmalaya 2024: Memahami Preferensi dan Aspirasi Warga, Calon Harus Tahu
Bagi beberapa pelanggan, ketika menyelesaikan pembelian mereka mengharapkan konfirmasi untuk memberikan kejelasan bahwa transaksi mereka berhasil. Pelanggan ingin memastikan apakah alamat pengiriman, total pembelian serta barang yang mereka bayar sudah sesuai atau belum. Untuk membuat pesan konfirmasi lebih berharga, kamu dapat menyajikan panduan pengguna maupun cara perawatan untuk mengedukasi pelanggan.
Selain itu, kamu juga dapat menerapkan workflow dengan trigger lain, seperti: konfirmasi terkait pengiriman barang, dengan menampilkan detail tahapan pengiriman. Ketika barang sudah diterima, kamu juga dapat menyusun workflow untuk menanyakan feedback/review dari barang yang dibeli pelanggan.
Menyempurnakan strategi dengan mengumpulkan data dari chatbot
Penggunaan chatbot sebagai salah satu alat dalam ekosistem marketing automation memungkinkan pengumpulan data yang kaya akan wawasan mengenai preferensi, perilaku, dan kebutuhan pelanggan. Chatbot bukan hanya sekedar alat untuk menjawab pertanyaan, tetapi juga sebagai sumber data untuk memahami pelanggan secara mendalam. Data dari chatbot kemudian dapat diintegrasikan dengan data dari berbagai sumber lain, seperti email marketing, media sosial, dan website. Dengan demikian, bisnis bisa menghadirkan pengalaman yang lebih personal dan relevan. (*)