TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya menyesalkan tindakan represif aparat saat mengamankan demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa, 3 September 2024.
HMI Cabang Tasikmalaya meminta iktikad baik dari oknum aparat yang mendorong kader Korps-HMI-Wati (Kohati) hingga terjatuh saat unjuk rasa pada momen pelantikan anggota DPRD Kota Tasikmalaya.
Pasca-unjuk rasa, Koordinator Lapangan Aksi HMI Cabang Tasikmalaya Ujang Amin beserta kader-kader HMI menyampaikan tuntutan dalam sebuah video terkait tindakan represif aparat pengamanan demonstrasi terhadap kadernya.
Baca Juga:Bandara Wiriadinata Ditawarkan kepada Tiga Maskapai, Pj Wali Kota Tasikmalaya: Kita Masih BerharapPengucapan Sumpah Anggota DPRD Kota Tasikmalaya Periode 2024-2029 Berlangsung Tertutup, Media Tak Boleh Masuk
”Kami menyikapi, pertama, tindakan represifitas dari pihak kepolisian terhadap kader Kohati Cabang Tasikmalaya. Kedua, tindakan pengrusakan perangkat aksi HMI Cabang Tasikmalaya oleh pihak kepolisian. Ketiga, menuntut iktikad baik dari kepolisian dalam rangka menyelesaikan masalah yang terjadi,” ungkap Ujang Amin dalam video tuntutannya.
Sementara itu, dalam unggahan video TikTok Radartasik.id, saat aksi demonstrasi HMI Cabang Tasikmalaya di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, terekam oknum aparat mendorong aktivis perempuan berkalung gordon HMI hingga jatuh terjungkal ke belakang.
Setelah itu, yang bersangkutan tampak merampas alat pengeras suara. Ia mempreteli kabel-kabel yang tertancap di sana kemudian menggoyang-goyangkan alat tersebut hingga rusak.
HMI mendesak oknum tersebut mempertanggungjawabkan tindakannya.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa siang, HMI Cabang Tasikmalaya melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya yang juga dijaga ketat. Penjagaan yang ketat dilakukan lantaran puluhan mahasiswa berunjuk rasa di sana. Mereka menyuarakan aspirasi di momen pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya periode 2024-2029.
Di muka gedung wakil rakyat itu diparkir sebuah kendaraan taktis (rantis) meriam air yang dikenal dengan sebutan water canon. Bagian tepi jalan di sisi kiri depan gedung telah dipasangi kawat berduri sepanjang sekitar 20 meter.
Ketatnya penjagaan aparat polisi dan TNI di gerbang, membuat mahasiswa memilih berkumpul dan berorasi di jalan. Termasuk aksi dari HMI Cabang Tasikmalaya.
Pengunjuk rasa menyampaikan orasi kritis terhadap pemerintahan. Dalam prosesnya, terjadi saling dorong antara aparat keamanan dan para demonstran.