7 Manfaat Pelestarian Sempadan Sungai Dumaring dan Sungai Bakil di Kawasan Hutan Desa Dumaring Kabupaten Berau

Pelestarian sempadan Sungai Dumaring dan Sungai Bakil
Warga Kampung Dumaring didampingi Tim Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring membentuk KTH Sumbeling dalam pertemuan di Taman Sungai Dumaring, Maret 2024. (Sandy AW/Radartasik.id)
0 Komentar

Pelestarian sempadan sungai membuka peluang bagi masyarakat desa untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Misalnya, hutan di sekitar sempadan sungai dapat menjadi sumber madu hutan, hasil tanaman obat, atau ekowisata seperti pengamatan burung dan trekking alam.

Ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi.

Baca Juga:Pelestarian Sempadan Sungai Dumaring dan Bakil, Langkah Strategis untuk Masa Depan BerauFestival Rindu Dumaring Merawat Sejarah Budaya Lokal, Mengangkat Potensi Objek Wisata TSD

5. Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Sempadan sungai yang hijau berperan sebagai penyerap karbon yang efektif.

Tanaman di area ini membantu mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer, yang pada akhirnya membantu memitigasi dampak perubahan iklim.

Selain itu, suhu lokal juga lebih sejuk karena adanya pohon dan vegetasi.

6. Mendukung Kearifan Lokal

Di banyak desa/kampung, sempadan sungai memiliki nilai budaya dan spiritual bagi masyarakat setempat, termasuk di Kampung Dumaring.

Melestarikan kawasan ini juga berarti menjaga warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Dengan melindungi area ini, masyarakat kampung dapat terus mempraktikkan tradisi mereka tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.

7. Menjaga Keberlanjutan Pertanian

Air sungai yang bersih dan terjaga sangat penting bagi pertanian di kawasan kampung.

Baca Juga:Ekspedisi Kampung Dumaring (3): Kepala Adat Diterkam Buaya Dua Kali, 5 Menit Bergulat di Dalam AirEkspedisi Kampung Dumaring (2): Lolongan Anjing, Mi Ayam, Tak Ada Angkutan Umum

Dengan pelestarian sempadan sungai, petani bisa mendapatkan sumber air yang lebih stabil dan bebas dari pencemaran, sehingga hasil pertanian meningkat.

Selain itu, vegetasi sempadan sungai juga mencegah sedimentasi yang dapat merusak lahan pertanian di hilir.

Di Kampung Dumaring, Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Galang Biduk dan KTH Sumbeling.

KTH Galang Biduk bertanggung jawab melestarikan sempadan Sungai Dumaring, sementara KTH Sumbeling berfokus pada sempadan Sungai Bakil.

Koordinator Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, Nandang Mulyana, menjelaskan bahwa kedua KTH tersebut menjadi tempat diskusi bagi masyarakat dan pemilik lahan untuk mencari cara pemanfaatan sempadan sungai, baik di sebelah kiri maupun kanan, secara berkelanjutan tanpa merusak kelestarian.

”Melihat dari hasil diskusi masyarakat, saya merasa gembira juga karena kesadaran mereka untuk melakukan pengelolaan terhadap sempadan sungai sebenarnya sudah berjalan tetapi tidak secara terorganisir,” ungkapnya. (Sandy AW)

0 Komentar