“Setelah itu, adanya sanksi ditegakkan berupa peringatan. Baru bicara kompleksitas KTR bisa diimplementasikan,” jelasnya.
Menurutnya saat ini Pemerintah Kota Tasikmalaya tengah konsen menyisir sekolah guna menguatkan penerapan KTR.
Tujuannya adalah agar generasi masa depan terbebas dari udara tidak sehat saat mengikuti pembelajaran di sekolah.
Baca Juga:Ibu-Ibu Ini Kompak Pasang Banner H Yusuf, Beri Pesan Ulah Nu Ngalamun, Tapi Nu Ngalaman di Pilkada 2024!Pilkada Ciamis Butuh Figur Alternatif dari Kalangan Ulama, Pengusaha, atau Artis
“Maka tadi dipilih juga sejumlah duta anti rokok, diharapkan mereka jadi agen perubahan, sosialisasi ke rekan sebayanya. Nanti dibuat mekanisme dalam pengawasan di lapangan. Ke depannya, bagaimana karakteristik lokasi situasi setiap sekolah dikaji, dalam mengklasifikasi bentuk-bentuk pendekatan yang dibutuhkan agar KTR efektif. Melakukan pembentukan satgas dalam menyusun kebijakan sekolah, mula tata tertib, pemasangan APK, sampai menerbitkan kebijakan pihak sekolah dan penyediaan infastruktur misalnya membentuk instrumen pengawasan dan lain sebagainya,” papar Budhi.
Sementara itu, Pemateri dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Budy Nugraha menjelaskan sosialisasi kali ini mencakup bahaya rokok dan aturan dan larangan rokok serta lain sebagainya.
Dipilihnya sasaran usia remaja, lantaran usia tersebut rentan dan serba ingin tahu.
“Diharapkan disosialisasikan bahaya dan aturan kaitan rokok mereka kenali. Baik baginya, lingkungan sekolah, keluarga juga masyarakat luas,” ujar dia.
Pelaksanaan KTR, lanjut Budy, tidak hanya cukup dalam kegiatan semacam itu nantinya, para duta anti rokok, bakal dikawal dan dimonitor sebagaimana fungsi agents of change di lingkungan sekolah.
“Mereka merupakan investasi bangsa untuk masa depan, ketkka sehat tumbuh kembang baik, penerus bangsa juga kelak akan sehat,” ungkapnya. (Firgiawan)