TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat Kota Tasikmalaya sebagai peringkat 3 dengan penduduk termiskin di Jabar pada.
Ada 11,53 persen penduduk miskin. Pada dua tahun sebelumnya yakni 2022 dan 2021, Kota Tasikmalaya memiliki persentase penduduk miskin sebanyak 12,72 dan 13,13 persen.
Angka ini didapuk sebagai satu faktor, banyak lansia hingga perempuan menjadi tulang punggung keluarga.
Baca Juga:Ketua MUI Kota Banjar Melamar Jadi Bakal Calon Wali Kota ke PKBArdiana Nugraha Terpilih Sebagai Ketua Cabang PMII Kota Tasikmalaya periode 2024-2025
Meskipun sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat, publik menaruh keprihatinan atas kondisi perempuan yang menjadi kepala keluarga atau Pekka sebagai tulang punggung.
Meskipun mandiri dan berdaya, para Pekka ini masih harus melawan kemiskinan.
Perempuan sebagai kepala keluarga masih harus berjuang untuk terlepas dari kemiskinan, ketimpangan, dan kekerasan.
Pemerintah diharapkan kian peduli terhadap keberadaan perempuan kepala keluarga atau pekka.
Diterangkan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKBP3A Kota Tasikmalaya, Lusi Rosdianti MPd, sosok perempuan kepala keluarga adalah perempuan yang berperan dan bertanggung jawab mencari nafkah, mengelola rumah tangga, menjaga keberlangsungan keluarga, serta mengambil keputusan dalam keluarga.
“Saat ini Pekka di Kota Tasikmalaya tersebar di 10 kecamatan dan di 22 kelurahan dengan beranggotakan 632 orang,” terang Lusi kepada Radar, Selasa 7 Mei 2024.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Pekka umumnya berusia 20-60 tahun. Riset Pekka pada tahun 2009 yang masih menjadi rujukan, 55% Pekka hidup di bawah garis kemiskinan.
Termasuk tidak mendapatkan akses Jamkesmas dan BLT.
Baca Juga:10 Bacalon Wali Kota Banjar Paparkan Ide dan Gagasan di Hadapan PublikSK Gerindra Tasikmalaya Akan Jatuh ke Kandidat Ini!Amir Mahpud: Kita Pakai Mazhab Survei!
“Untuk itu kami sosialisasikan program Pekka ini berkeinginan mengubah Pekka masa lalu yang berisikan miskin, terkucil, diskriminasi, tidak diperhitungkan, sedih, trauma, akses terbatas, hingga korban kekerasan, menjadi Pekka masa depan yang sejahtera, dikenal dan dihormati,” paparnya.
Lusi menyebut di Kota Tasikmalaya program Pekka ini, menyasar pada parktik kegiatan simpan pinjam dengan system koperasi atau peningkatakn sumber pendapatan keluarga.
Hal itu diwujudkan dengan pengembangan usaha individu dan usaha bersama. Kemudian juga pendidikan sepanjang hayat, seperti hokum politik, hingga kesehatan. (Ayu Sabrina B)