TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penggunaan Basa Sunda di kalangan muda Kota Tasikmalaya dinilai kurang.
Hal ini dikhawatirkan akan meredupkan kelestarian bahasa daerah warga Sunda itu sendiri. Cepat atau lambat.
Diketahui saat ini hanya sedikit anak-anak muda yang mengetahui undak-unduk Basa Sunda.
Baca Juga:Tukang Kredit Ini Tertimbun Longsor Cikijing-Kuningan, Baru Ditemukan Setelah 25 Hari TerkuburIkutan Midnight Shoping Pelanggan Plaza Asia Ini Raih Hadiah Motor
Atau tata cara penggunaan Bahasa Sunda pada berbagai situasi dan tingkatan pergaulan.
Menurut Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Drs H Ivan Dicksan tanpa keberlanjutan penuturnya, bahasa daerah terancam punah.
Sebab itu penting untuk menggunakan Basa Sunda selain mempelajarinya di sekolah.
“Basa Sunda itu yang harus terus dijaga kelestariannya. Saya mengimbau selain di sekolah tetapi juga di keluarga tidak boleh melupakan itu,” katanya saat menghadiri giat Pasundan Istri pada Minggu 31 Maret 2024.
Saat ini hanya sedikit ‘anak zaman now’ yang menggunakan Basa Sunda dalam komunikasi sehari-hari.
Kebanyakan mulai beralih menggunakan bahasa nasional.
Padahal kelestarian bahasa daerah sangat bergantungpada para penerus.
“Sebenarnya karena mereka (anak muda) tidak terbiasa dan tidak tahu. Kalau biasa nonton dan mendengarkan itu menarik,” sebutnya.
Hal itu kemudian diamini Ketua Pasundan Istri Kota Tasikmalaya, Hj Elin Herlina MPd.
Baca Juga:Penghargaan Rantang Pramuka: Kwarcab Pramuka Kota Tasikmalaya Raih Juara Favorit 1 se-JabarGudang Peluru Kodam Jaya Meledak, Ini Penjelasan Kapendam!
Menurutnya minat anak muda di Kota Tasikmalaya terhadap Basa Sunda sudah mulai berkurang.
“Kurang ya. Makannya kehadiran kami berupaya untuk tetap memperkuat kekayaan budaya dan bahasa sunda,” katanya. (Ayu Sabrina)