PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Warga Kabupaten Pangandaran menyerbu sembako yang dijual di Gerakan Pangan Murah (GPM) di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Selasa, 26 Maret 2024.
Mereka rela berdesak-desakan dan tidak memedulikan keadaan hujan demi mendapatkan sembako murah.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran, Sarlan, mengatakan bahwa Gerakan Pangan Murah di Pangandaran sudah diadakan sebanyak dua kali.
Baca Juga:Kontrak di PSG Segera Berakhir, Kylian Mbappe Akan Memutuskan Masa Depannya di Klub Sebelum Euro 2024Pilkada Kota Banjar 2024, Gerindra Sudah Pilih Calon yang Akan Diusung
”Kalau dulu di Cibenda, sekarang di Desa Margacinta Cijulang, rencananya kita ingin di seluruh Kabupaten Pangandaran,” ucapnya kepada Radartasik.id, Selasa.
Selisih harga komoditas Gerakan Pangan Murah dengan pasar tradisional antara Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu.
”Untuk harga beras seperti kita ketahui ada yang sampai Rp 17 ribu per kilo, di sini yang SPHP dijual Rp 10 ribu, sementara yang lokal Rp 13 ribu,” ungkapnya.
Menurut dia, selisih harga ini untuk menekan harga di pasaran sehingga tidak terjadi inflasi yang cukup tinggi.
”Untuk telur juga bedanya Rp 3 ribu, bawang Rp 5 ribu dengan yang di pasar,” ucapnya.
Walaupun ada selisih harga, Sarlan menjamin para pedagang di Gerakan Pangan Murah bisa mendapatkan keuntungan. ”Ada keuntungan, mereka juga binaan kita,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa Gerakan Pangan Murah akan hadir di setiap desa. Namun sekarang diprioritaskan yang rawan pangan, kemiskinan dan stunting.
Baca Juga:Amankan Podium Tertinggi, Pembalap PT Astra Honda Motor Berjaya di Idemitsu Asia Talent Cup 2024 QatarSambut Ramadan, Ikatan Motor Honda Karawang Selenggarakan Kopi Darat Gabungan
”Ada di Batukaras, Cigugur, sekarang di Margacinta, Langkap,” ucapnya.
Menurut dia, tidak hanya momen Ramadan dan Idul Fitri saja, GPM harus dilakukan pada Syawal nanti.
Supplier telur ayam, Nita Rahayu menjual telur per kilogramnya sebesar Rp 27 ribu di lokasi Gerakan Pangan Murah.
”Sementara di pasar bisa sampai Rp 33 ribu per kilogram, beda Rp 6 ribu,” tuturnya.
Nita Rahayu mengatakan bahwa harga telur memang fluktuatif dan cepat sekali berubah.
”Harganya bisa berbeda dalam satu hari, pagi Rp 5 ribu, siangnya bisa Rp 10 ribu,” jelasnya.
Salah seorang warga, Ratna (34) mengaku rela mengantre dan kehujanan untuk mendapatkan bawang dan telur.