CIAMIS, RADARTASIK.ID – Indeks rata-rata lama sekolah (RLS) Kabupaten Ciamis baru mencapai 8,0 tahun.
Angka itu didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022-2023. Tahun 2022, capaian RLS untuk laki-laki 8,21 tahun dan perempuan 7,84.
Salah satu yang berperan meningkatkan RLS adalah satuan pendidikan non formal, seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Baca Juga:Dinsos Ciamis Akan Tangani ODGJ yang Bawa Sampah di Pinggir Jalan, Adipura Kencana Tercoreng?Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan Minta Dinas Perhubungan Kaji Sendiri Potensi Retribusi Parkir
Dinsos Ciamis Akan Tangani ODGJ yang Bawa Sampah di Pinggir Jalan, Adipura Kencana Tercoreng?
Kepala SKB Kabupaten Ciamis Dra Hj Yati Resmiati MPd mengatakan, SKB dan PKBM jadi garda terdepan meningkatkan rata-rata lama sekolah di Ciamis.
Sebab, sasarannya kepada orang yang putus sekolah.
“Tentunya untuk mengajak orang putus sekolah, agar ikut pendidikan kesetaraan ini tidak bisa semudah mengembalikan telapak tangan. Kita harus berusaha mencari dan mengajak warga yang belum menuntaskan wajib belajar 12 tahun, agar mengikuti pendidikan kesetaraan,” katanya, Selasa, 19 Maret 2024.
Berkarung-karung Sampah Menumpuk di Tepi Jalan Nasional III Ciamis, Ulah Siapa?
“Setelah terdata siapa saja yang belum tamat SMA, lalu didatangi. Lalu dimotivasi,” ujarnya.
Bentuk motivasi seperti melakukan pembelajaran di SKB berbeda dengan formal.
“Sekolah paket di SKB di sini bisa mendapatkan keterampilan seperti tata boga, hantaran, menjahit, dan komputer,” katanya.
Bahkan melanjutkan ke pendidikan kesetaraan biayanya gratis.
Harap Bersabar! Rekrutmen CASN 2024 Diundur, Begini Penjelasan BKPSDM Ciamis
Apalagi, kata dia, kini lulusan paket C mendapatkan kesempatan yang sama untuk kuliah dan mendaftar CPNS atau PPPK.
“Lulusannya pun banyak yang menjadi PNS, pengusaha, dan lainnya,” katanya.
Baca Juga:Perjuangan Para Pencari Cahaya dalam Gelap: Santri Tunanetra Isi Ramadan dengan TadarusanPerekaman E-KTP Belum Juga Tuntas, Disdukcapil Kota Tasik Akhirnya Jemput Bola
Warga belajar SKB Muhammad Akbar Nugraha mengaku lebih nyaman melakukan pendidikan kesetaraan di bandingkan pendidikan formal.
“Awalnya tidak mau sekolah sekitar dua tahun, mau melanjutkan pendidikan formal susah karena usia melebihi. Oleh karena saat ini untuk melanjutkan lebih nyaman untuk belajar ke pendidikan kesetaraan,” katanya.