TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Persoalan rumah tangga seringkali memicu pertikaian pasangan yang mengarah pada kekerasan atau KDRT. Dalam hal ini perempuan menjadi pihak yang paling rentan menjad korban.
Sebagaimana data yang diungkap Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Tasikmalaya pada Senin (26/2/2024), bahwa pada tahun 2023 jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mencapai 36 kasus. Sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut data itu, faktor ekonomi masih mendominasi penyebab utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Meski sebenarnya masalah ekonomi atau kemiskinan tidak melulu menjadi penyebab utama.
Baca Juga:Peringkat Kabupaten Layak Anak Kabupaten Ciamis Diminta Naik ke Jenjang MadyaPembangunan Gedung Arsip Kantor Pertanahan Diapresiasi Sekda Kabupaten Ciamis H Tatang MPd
Warga yang masuk dalam taraf kemiskinan dari data PPPKE (Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem) tercata 136 ribu jiwa atau sama dengan 27 ribu KK (Kartu Keluarga).
“Ada hubungan tidak langsung memang, bahwa KDRT itu salah satu dipicunya oleh masalah kemiskinan. Karena memang kalau orang miskin yang keimanannya rendah, emosi itu. Ketika emosi yang jadi korban istri dan anaknya. Maka terjadilah KDRT,” ujarnya.
Kendati demikian, Wagun meyakini bahwa kemiskinan bukanlah faktor tunggal penyebab KDRT. Ada banyak faktor lain yang mengikuti sehingga berbuat kekerasan jadi pelampiasan terakhir atas amarah pasangan ketika menghadapi masalah dalam rumah tangga.
Ini Wajah dan Nama 9 Caleg Dapil 2 Kota Tasikmalaya yang Tinggal Menunggu Penetapan
Lebih lanjut Plt Kadinsos menyebut bahwa kemiskinan bisa menimbulkan beragam perlakuan buruk hingga tindakan kriminal. Menurutnya, hal itu adalah tugas rumah yang besar bagi semua sektor.
“Kemiskinan bisa menimbulkan banyak hal. Bisa jadi kriminal, bisa jadia bunuh diri, KDRT, bisa jadi tindakan negatif apapun. Makannya ini jadi tugas semua lintas sektor bukan hanya Dinsos. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dari sisi pendekatan agama,” jelas Wagun.