Terpisah, Pengamat Politik Tasikmalaya Asep M Tamam mengatakan strategi Tusuk Sate wajar dilakukan. Karena untuk menghemat amunisi kebutuhan para caleg.
“Ya itu (tusuk sate) merupakan hal lumrah. Dan itu hampir terjadi di semua wilayah khususnya di Tasikmalaya. Metode tusuk sate ini berkembang pesat saat Pileg 2019,” ungkapnya.
Baca Juga:Warning! Hari Ini Akan Ada Operasi Besar-Besaran di Kota TasikmalayaSampah Tumpah Ruah Hingga ke Tengah Jalan, Ini Langkah yang Akan Diambil Pj Wali Kota Cheka Virgowansyah
Pertanyaannya, kenapa strategi tusuk sate itu bisa berhasil? Sebab saat ini pragmatisme di masyarakat sangat dominan.
Warga Disabilitas di Kota Tasikmalaya Gunakan Hak Pilihnya saat Pemilu 2024
Dia pub mengaku prihatin dengan pragmatisme politik yang terjadi khususnya di Tasikmalaya. Karena dengan kondisi tersebut, visi misi dan janji politik caleg seolah tidak menjadi penentu keterpilihan.
“Kondisi kemarin di Pileg 2024 sangat-sangat memperihatinkan. Sebab banyak warga yang memilih berharap dapat apa dan berapa yang diperoleh, ”ungkapnya.
Situasi ini pun, kata Asep, seolah memaksa peserta pemilu khususnya para caleg untuk masuk dalam pola pragmatisme yang dia sebut politik pasar.
“Setiap pergerakan memaksa mereka untuk mengerti apa keinginan pasar,” ucapnya.
Pada akhirnya, sambung Asep, para caleg pun seolah melupakan visi dan misi ketika nanti duduk di kursi legislatif. Karena mereka terlalu fokus bahkan kehabisan energi untuk memikirkannya.
“Ketika kita ajukan pertanyaan, “Apa tujuan Anda melakukan semua ini?” Pasti mereka tak bisa menjawabnya,” tandasnya. (M12H)
Baca berita dan artikel lainnya di google news