Istri Sekda Kota Tasikmalaya: Kalau Bapak Mau Berpolitik, Saya Dukung-Dukung Saja!
Itu mengingat tingkat pendidikan mereka juga masih tergolong rendah.
Namun menurutnya hal ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk lebih mencerdaskan bangsa.
“Peristiwa itu menjadi tanda bahwa seni dalam berpolitik yang dilakukan oleh elite tidak sepenuhnya dipahami oleh pendukung di lapisan akar rumput. Fanatisme pendukung akar rumput begitu kuat karena sudah telanjur larut dalam narasi dan isu-isu yang ’dimainkan’ oleh jagoan yang didukung,” jelas Ramli.
Politik Bukan Hanya Dunia Para Pria, Perempuan Juga Harus Melek
Baca Juga:116.606 Warga Kota Tasikmalaya Tak Pernah BersekolahTensi Politik Tinggi, Perguruan Tinggi di Ciamis Ini Serukan Jaga Keharmonisan Bangsa
Menurut akademisi HAM dan Demokrasi Universitas Siliwangi, Randi Muchariman, SIP MA, tanpa memenuhi pendidikan formal yang tinggi dan kurangnya pendidikan politik, pemilih akan cenderung lebih mengandalkan emosional dalam menentukan pilihan.
“Pendidikan di masyarakat tidak hanya itu misalkan ada pendidikan di keluarga, pendidikan informal, non-formal. Parpol punya fungsi melakukan pendidikan politik. Tapi, yang harus melakukan pendidikan politik tidak hanya mereka, sekolah, dan kesbangpol juga,” jelasnya.
Menurutnya dalam hal ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) punya pekerjaan rumah yang harus dituntaskan yaitu memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat.
Mendekati Pemilu, Sekelompok Orang Bawa 1.144 Lembar Uang Palsu di Tasikmalaya
Menurut Randi, untuk menggerakkan mesin demokrasi diperlukan pilar-pilar penting, khususnya partai politik (parpol).
Parpol sebagai pilar demokrasi memiliki fungsi dan peran signifikan, secara internal maupun eksternal.