Anggaran tambahan tersebut, dijelaskannya, bukanlah khusus untuk perjalanan dinas ke Jakarta saja tetapi juga ke daerah lain.
“Nah kita coba itu, artinya terhadap OPD yang memang perjalanan dinasnya sudah menipis, untuk bisa ada tambahan perjalanan dinas. Salah satunya, diminta perjalanan dinasnya ke Jakarta untuk bisa menggunakan moda transportasi udara,” ungkapnya.
“Ada pergeseran untuk penambahan anggaran perjalanan dinas, jadi tidak harus bahwa perjalanan dinas itu pakai pesawat,” tambah Ivan.
Baca Juga:Berniat Realisasikan Retribusi Sampah Berbasis Daya Listrik PLN, Data Pelanggan Paling Mendesak Bagi Pemkot TasikmalayaRevitalisasi Situ Gede Kota Tasikmalaya Terhenti Akibat Minim Anggaran, Rencana Rp 40 Miliar Baru Terealisasi Rp 6,3 Miliar
Selain munculnya alokasi anggaran Rp 1 miliar, di pihak lain, RD Grup melalui CV AMS selaku operator penerbangan juga sempat dikabarkan mengalokasikan anggaran hingga Rp 1,2 miliar untuk mencarter Citilink dalam enam kali jadwal penerbangan dari dan ke Kota Tasikmalaya.
Biaya carter sendiri diketahui sebesar Rp 120 juta untuk setiap kali terbang.
Namun informasi lain juga menyebutkan, bahwa uang Rp 1,2 M itu sebenarnya tak pernah benar-benar ada.
Pihak swasta disebut tak pernah mengeluarkan dana sebesar itu untuk mengusahakan dibukanya kembali penerbangan di Bandara Wiriadinata.
“Uang Rp1,2 M itu gak ada, RD Grup gak mengeluarkan sepeser pun di awal. Itu (dibukanya penerbangan, red) hasil patungan semua,” kata salah satu pegawai Pemkot Tasikmalaya. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News