ada 817 yang terkategori risiko mempunyai penyakit kronis yang bisa beresiko berdampak pada psikologis dan 37 terdeteksi mengalami gangguan jiwa.
“Data ini cukup penting, bisa sebagai acuan khususnya pihak Puskesmas untuk membuat program bagaimana mempertahankan yang sehat jiwa tetap sehat jiwa,”ujarnya.
Dengan data itu, Puskesmas Kawalu atau kader kesehatan dapat berbagai upaya program untuk menarik kembali yang terdeteksi risiko supaya bisa kembali sehat jiwanya. Sementara untuk yang sudah mengalami gangguan jiwa, minimal ada program bagi mereka untuk mandiri.
Baca Juga:Cuaca Panas, Masyarakat Dianjurkan Perbanyak Konsumsi Buah Sepeda listrik Genio Rubick Ravena M1 Harga Rp 2 jutaan, Promo DP 0 Persen
“Program tersebut dapat dilakukan bersama sama dengan kader yang sudah mendapatkan pelatihan sehat jiwa,” katanya.
Untuk langkah selanjutnya adalah bersama kader menggerakkan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa supaya tetap sehat jiwanya dengan upaya promotif dan preventif.
“Kemudian menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai keluarga risiko masalah psikososial untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa. Supaya bisa menjadi sehat jiwa kembali dengan dilakukan pelatihan cara acara mengurangi kecemasan,” ujarnya.
“Serta menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa dan proses pemulihan dengan farmakologi dan non farmakologi. Itu seperti terapi aktivitas kelompok, juga meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memeliharan kesehatan dengan terapi Seft,” katanya.
Pihaknya pun berharap, setelah pelatihan ini Puskesmas Kawalu dapat memaksimalkan potensi kader untuk menjadi mitra dalam menangani kesehatan jiwa.
Selain itu juga petugas Puskesmas bersama kader sehat jiwa berusaha mengurangi stigma di masyarakat yang mempunyai pandangan negatif tentang gangguan jiwa dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan penyuluhan.
“Kegiatan yang dilakukan Puskesmas dilakukan kepada kelompok sehat jiwa, supaya tetap sehat. Kepada kelompok berisiko gangguan jiwa supaya bisa kembali sehat jiwanya, dan kepada kelompok yang sudah mengalami gangguan jiwa supaya bisa minimalnya merawat diri sendiri,” ujarnya. (Fathkur Rizqy/adv)