TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemanfaatan teknologi digital dalam dunia usaha perlu dibarengi dengan pengamanannya. Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengedukasi khususnya pelaku UMKM di Kota Tasikmalaya untuk mencegah serangan siber.
Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya M Rizal Ar Sutadiredja melihat bahwa saat ini pelaku usaha di sudah beradaptasi dengan dunia digital. Dari mulai pemanfaatan website, e-commerce sampai media sosial. “Karena menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Jumat (22/9/2023).
Terkait adanya dunia digital dan internet rentan kejahatan siber, hal ini tentu jadi ancaman perekonomian juga. Karena ketika dunia usaha berjalan dengan baik maka perputaran uang pun lancar. “Jadi ketika pelaku-pelaku usaha jadi korban peretasan, efeknya tidak bisa disepelekan,” tuturnya.
Baca Juga:Apresiasi 2,5% Keuntungan Konser Dewa19 Untuk Baznas, Asal Tanpa PaksaanAktivis HMI Tasikmalaya Soroti Konflik di Pulau Rempang
Maka dari itu hal ini perlu disikapi pemerintah dengan memberikan edukasi kepada para pelaku usaha. Bukan hanya soal pencegahannya, namun juga langkah ketika menjadi korban supaya bisa meminimalisir kerugian. “Kalau edukasi pencegahan jelas perlu, tapi harus ada edukasi juga langkah-langkah ketika menjadi korban,” ucapnya.
Secara keilmuan Dinas KUMKM Perindag memang kurang berkapasitas dalam hal Informasi dan Teknologi (IT). Maka dari itu perlu ada kolaborasi dengan Dinas Kominfo guna dalam teknis sosialisasi dan edukasinya. “Jadi perlu kolaborasi antar dinas terkait,” tuturnya.
Edukasi dan sosialisasi ini menurutnya sangat penting karena masyarakat secara umum saat ini lebih fokus pada pemanfaatan digital. Hanya sebagian kecil yang menyadari dan memahami ancaman kejahatan siber. “Memang dengan digital jadi lebih mudah, tapi harus disadari juga risikonya untuk meminimalisir menjadi korban,” terangnya.
Dilansir dari berbagai sumber, perusahaan pengamanan siber kaspersky adanya peningkatan serangan siber ke dunia UMKM. Serangan tersebut berbentuk file-file berbahaya yang bisa merusak sistem digital.
Sebelumnya, praktisi sekaligus akademisi Informasi dan Teknologi (IT) dari Unsil Tasikmalaya Muhammad Adi Khairul Anshary ST MT mengatakan bahwa setiap produk digital memang bisa mendapat serangan siber. Hal itu memang menjadi sebuah risiko di samping kemudahan era digital. “Ya sekelas akun youtube pemerintah saja bisa diretas,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Selasa (19/9/2023).