TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di hari Udara Bersih Internasional , DLH bersama berbagai komunitas melakukan aksi peduli lingkungan dan Jalan HZ Mustofa disemprot cairan Eco Enzyme, Kamis (7/9/2023).
Pantauan Radartasik.idAksi tersebut diawali dengan apel bersama di kawasan Taman Kota Tasikmalaya. Dilanjutkan dengan penyemprotan eco enzyme dan juga aksi pungut sampah.
Aksi tersebut dilanjutkan juga di sepanjang Jalan HZ Mustofa. Di mana petugas dan komunitas memungut sampah, disusul dengan penyemprotan cairan eco Enzyme di sepanjang Kawasan Tertib Lalu Lintas tersebut.
Baca Juga:Waduh! Baru Sekali Naik, Retribusi Parkir Merosot Lagi Rp 24 JutaAwas! 191 PJU Cadangan Jangan Jadi Alat Politik Caleg
Hal serupa juga dilakukan di kawasan hijau di bawah pengelolaan DLH. Yakni Alun-alun dan juga taman di kawasan Dadaha dan ditutup dengan penanaman pohon.
Untuk gerakan mematikan kendaraan (Gemesin) tampaknya tidak sesuai ekspektasi. Meskipun sudah diimbau melalui pengeras suara ATCS, para pengendara tetap asyik melajukan kendaraannya.
Petugas dan komunitas pun bekerja sama dengan polisi lalu lintas untuk menyetop para pengendara di taman kota. Para pengendara pun diminta mematikan mesin kendaraannya sesaat.
Di sana DLH menyampaikan edukasi singkat mengenai pencegahan polusi udara. Meskipun hanya sesaat dan para pengendara dipersilakan lagi melanjutkan perjalanan.
Kepala DLH Kota Tasikmalaya H Deni Diyana mengakui bahwa bahwa masyarakat belum menyadari pentingnya gerakan mematikan mesin kendaraan tersebut. Atau sebagian memang belum mengetahui gerakan tersebut. “Ya mungkin karena sosialisasi kami belum terlalu gencar,” ungkapnya.
Kendati demikian, aksi peduli lingkungan lainnya tetap berjalan sesuai rencana. Dari mulai penyemprotan eco enzyme, pungut sampah dan penanaman pohon. “Ini untuk menjaga nutrisi tanaman dan juga meminimalisir polusi udara,” ucapnya.
Untuk kondisi udara di Kota Tasikmalaya sendiri, kata H Deni masih terbilang sedang. Masih jauh jika dibandingkan kondisi udara Jakarta. “Hasil pengukuran ada di level 78,” ucapnya.
Baca Juga:Belum Sebulan Dilantik, Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Meninggal DuniaDi Musim Kemarau, Lahan Pertanian Butuh Perhatian lebih
Level atau skor kualitas udara sendiri secara penilaian yakni dinilai baik untuk 50 ke bawah, sedang untuk skor 50 – 100, dan lebih dari itu sudah mulai tidak sehat untuk kelompok sensitif.