“Jangka panjangnya, kita harap upaya ini bisa menjadikan perubahan prilaku semua pihak, agar sesuai kaidah kota sehat, bersih dan berwawasan linkungan. Memang sekarang ini, terkesan didorong seolah gerak cepat, tapi ini harapannya bisa kontinyu berkesinambungan,” kata Ivan.
Belum Memenuhi Indikator Adipura Keseluruhan
Ivan menyebut sejak Kota Tasikmalaya berdiri belum pernah Piala Adipura diraih. Satu-satunya pencapaian di sektor kebersihan bagi Kota Tasikmalaya adalah meraih penghargaan berupa Plakat Adipura saja pada tahun 2015.
Wali kota waktu itu, Drs H Budi Budiman menerimanya langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya.
Baca Juga:Virgil van Dijk Didakwa oleh FA Terkait Insiden Kartu Merah dalam Pertandingan Melawan NewcastleBerkunjung ke Lembang? Jangan Lewatkan 5 Wisata Pemandian Air Panas Ini
“Itu pun, (waktu itu) karena daerah kita memiliki hutan kota, yakni adanya kawasan Urug. Namun, dari sisi penataan kota secara keseluruhan belum masuk indikator yang menunjang untuk meraih Adipura,” papar Ivan menceritakan.
Lebih lanjut Ivan mengutarakan bahwa yang sebenarnya menjadi hambatan bagi Kota Tasikmalaya meraih Adipura selama ini adalah masalah TPA Ciangir. Pemerintah belum menemukan solusi tepat untuk menangani permasalahan sampah di bagian hilir.
Teknik yang open dumping yang digunakan selama ini belum bisa membuat penanganan sampah memenuhi standar yang sesuai dengan kriteria penilaian Adipura.
“Kondisinya saat ini, menjadi pekerjaan rumah. Makanya kita benahi, di samping beberapa titik lain yang persentasenya besar mulai dari pasar rakyat, terminal, fasilitas layanan publik, stasiun, sekolah dan lainnya, karena Adipura itu bukan sekadar bersih kotanya tapi banyak indikator lain yang dinilai,” tandasnya.(igi)