Pengalaman ini mendorong Dunant untuk memulai gerakan kemanusiaan. Ia menulis buku yang berjudul “A Memory of Solferino” untuk menggambarkan kondisi yang dilihatnya di medan perang.
Kemudian ia mengusulkan pembentukan kelompok sukarelawan untuk memberikan bantuan medis kepada korban konflik. Ide ini kemudian menginspirasi pembentukan Palang Merah pada tahun 1863 di Jenewa, Swiss.
Pada awalnya, organisasi ini hanya fokus pada membantu korban perang. Namun, seiring berjalannya waktu, tugas Palang Merah berkembang untuk mencakup bantuan kemanusiaan di dalam dan di luar konflik bersenjata.
Baca Juga:STMIK DCI Tampung Eks Mahasiswa STMIK TasikmalayaTebing Sepanjang 25 Meter di Kaki Gunung Sawal Longsor, Warga Langsung Panik dan Ngungsi
Lambang Palang Merah, yang terinspirasi dari bendera Swiss, digunakan sebagai simbol perlindungan kemanusiaan dan telah diakui secara internasional sejak Konvensi Jenewa tahun 1864.
Penggunaan salib merah sebagai lambang palang merah
Palang Merah menggunakan lambang salib sebagai simbol perlindungan kemanusiaan dan identitas organisasi. Lambang salib dipilih karena melambangkan pengorbanan dan penderitaan, serta melambangkan kristiani yang merupakan agama mayoritas di Eropa pada saat organisasi ini didirikan.
Lambang salib merah sendiri sebenarnya memiliki sejarah panjang. Melibatkan gereja dan organisasi keagamaan di Eropa. Selama berabad-abad, salib digunakan sebagai lambang Kristen dan sering digunakan sebagai simbol perlindungan dan penyembuhan.