SINGAPARNA, RADSIK – Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Elis Solihat SSos melaksanakan tesis di Kantor Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya. Ia mengambil tema tentang kekerasan seksual terhadap anak.
Elis yang saat ini juga mengajar di MAN 2 Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan, dari awal dosen pembimbing mempertanyakan terkait tema yang diambil terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak. Sebab, hal itu cukup berat dan sensitif.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Wagub Uu Larang Jualan Ciki NgebulDorong Pembayaran Segera Diselesaikan
“Tidak tahu kenapa, karena saya juga mengajar, sehari-hari berhadapan dengan anak, sehingga menurut saya kepedulian terhadap anak itu bukan hanya di ruang kelas. Tapi juga harus menjadi objek kajian yang harus kita teliti. Termasuk kekerasan terhadap anak,” ujarnya kepada Radar, Kamis (12/1/2022).
Elis menyebutkan, jadi guru bukan hanya mengajar di kelas, melainkan bentuk kepedulian sebagai guru, salah satunya mengkaji permasalahan kekerasan seksual terhadap anak.
Permasalahan kekerasan seksual terhadap anak memang berita yang sehari-hari dikonsusmsi. Hampir setiap hari mungkin lihat di televisi, akses internet, baca di koran juga kekerasan seksual terhadap anak juga berita yang sering dimunculkan ke masyarakat.
“Jadi memang informasi tentang kekerasan seksual terhadap anak ini, ucap dia, didapatkan dari berbagai sumber sehingga menimbulkan keprihatinan dan kepedulian. Akhirnya ingin dan tetap mengkaji masalah ini,” ucap dia.
Penelitian ini fokus terhadap karakteristik, kekerasan seksual di Tasik itu seperti apa. Apakah misalnya kekerasan seksual yang terjadi di keluarga atau media sosial karena ada juga kekerasan seksual melalui medsos atau di lingkungan pendidikan. Jadi topik studi kasusnya di lembaga pendidikan.
Menurut dia, terkadang pendidikan seksual di keluarga itu hal yang dianggap masih tabu, dari orang tua ke anak jarang sekali membicarakan masalah terkait seksual. “Karena dianggap masih kecil, padahal anak kecil itu justru lebih canggih mengakses hal-hal yang berbau seksual dari internet,” ujar dia.
Lanjut dia, salah satu upaya pencegahan dari orang tua yang bisa dilakukan paling mudah komunikasi gerakan menyapa anak. Apa yang dilakukan di sekolah, tapi bukan cara interogasi, melainkan dengan cara seramah mungkin.