Tahun Ini, Bencana Banjir Terjadi 28 Kali

Tahun Ini, Bencana Banjir Terjadi 28 Kali
TANGANI BANJIR. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menangani banjir di beberapa titik yang rutin setiap tahun terjadi. Foto: DOKUMENTASI BPBD KABUPATEN TASIKMALAYA
0 Komentar

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat bencana banjir tahun 2022 sebanyak 28 kejadian yang tersebar di beberapa kecamatan. Banjir yang terjadi pun didominasi bencana tahunan, di mana lokasi tersebut sudah menjadi langanan banjir. Kemudian ada juga yang terimbas banjir bandang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna Somantri mengatakan, selain gerakan tanah dan longsor, Kabupaten Tasikmalaya pun mempunyai daerah-daerah yang rawan bencana banjir. Bahkan kawasan tersebut bisa disebut langganan diterjang banjir, karena hampir setiap tahun atau ketika hujan deras dan debit air sungai di sekitarnya meluap banjir tidak bisa dihindari.

Kata dia, pihaknya mencatat tahun ini saja bencana banjir sudah terjadi sebanyak 28 kejadian. Tersebar di Kecamatan Cipatujah 3 kejadian, Karangnunggal 4 kejadian, Cikalong 2 kejadian, Cikatomas 1 kejadian, Cibalong 1 kejadian, Bantarkalong 1 kejadian, Salopa 1 kejadian, Cisayong 2 kejadian, Ciawi 1 kejadian, Kadipaten 1 kejadian dan Sukaresik 5 kejadian. Kemudian untuk banjir bandang Sukaratu 2 kejadian, Cigalontang 1 kejadian, Cipatujah 1 kejadian dan Salawu 2 kejadian.

Baca Juga:Radikal ShofaTren Positif Pengelolaan Keuangan Daerah

“Mayoritas yang terjadi banjir adalah langganan, namun untuk yang Cipatujah baru pertama kali terjadi. Sesangkan untun Tanjungsari Sukaresik sudah 5 kali dan Karangnunggal 4 kali, semuanya masih menjadi pekerjaan rumah untuk bisa mencari solusi terbaik,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Lanjut Kurnia, penyebab terjadinya banjir karena beberapa faktor. Pertama curah hujan yang tinggi dengan intensitas lama, kemudian adanya penyempitan saluran dan pendangkalan sungai di sekitar permukiman warga. Sehingga luapan air sungai pun memasuki rumah-rumah dan lahan pertanian warga.

Berbagai upaya tanggap darurat pun selalu dilakukan di lokasi banjir. Mulai dari pemberian sandang pangan sampai menerjunkan perahu karet untuk membantu evakusi warga yang terjebak banjir di rumahnya.

Namun, untuk penanganan penyebab banjir masih menjadi pemerjaan rumah. Karena dibutuhkan kerja sama lintas sektor untuk menyelesaikan persoalan ini, termasuk dukungan dari masyarakat. (yfi)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

 

 

0 Komentar