Saya melewati reruntuhan itu menuju ladang kacang yang sudah jadi kebun tenda.
Hari sudah hampir pukul 9 malam. Hujan masih terus turun renyai-renyai. Suara orang salawatan datang dari dalam sebuah tenda. Hanya suara salawat nabi itu yang memecah kesunyian malam. Selebihnya gelap. Senyap. Basah. Udara dingin. (*)
 NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!