PANGANDARAN, RADSIK – Banjir yang melanda Pangandaran beberapa hari lalu, dirasa mengganggu aktivitas bertani. Beberapa di antaranya para petani di Desa Karangbenda dan Desa Parigi, yang sedang masuk masa penggarapan dan tandur.
Petani asal Parigi Sadili (45) mengatakan penggarap lahan di daerah Karangbenda terpaksa kembali mencangkul lagi sawahnya.
”Karena beberapa di antaranya banyak yang dipenuhi sampah dan lumpur,” jelasnya kepada Radar, Jumat (28/10/2022).
Baca Juga:Berangsur Surut, Kerugian Belum DihitungBeach Club Tidak Sediakan Alkohol
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Ia mengatakan, yang paling ditakuti para petani adalah banjir yang menyerang sawah yang baru ditanam. “Semua padi yang ditanam akan terbawa banjir,” katanya.
Kerugian yang ditanggung pun cukup besar. “Selain bibitnya hilang, kami juga sudah mengeluarkan biaya untuk upah para buruh tani,” jelasnya.
Petani lainya Obing Sudirman (40) mengatakan lahannya sudah terkena imbas dari Sungai Cijalu. “Tapi tidak terlalu parah, karena belum ditanami,” katanya.
Ia berharap ada solusi, karena setiap hujan lebat turun, Sungai Cijalu pasti banjir lagi .”Kalau begitu terus-terusan, khawatir juga,” ujarnya. (den)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!