BANYURESMI, RADSIK – Wisata di Kabupaten Garut memang tidak ada habisnya. Salah satunya tempat wisata yang digadang-gadang akan menjadi wisata kelas dunia yaitu Objek Wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut.
Namun, setelah pembangunan selesai dan objek wisata mulai beroperasi, masih ditemukan masalah-masalah yang muncul dari objek wisata tersebut. Mulai dari pengelolaan sampah, banyaknya jalan tikus menuju lokasi hingga berbedanya pendapatan dengan jumlah pengunjung yang datang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pun terus berusaha dan melakukan koordinasi terkait pembenahan Situ Bagendit. Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman menyebut saat ini kembali membangun komitmen dalam pengembangan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Garut itu. “Nah yang kedua ini persiapan bagaimana agar dikelola secara profesional, dan untuk pengelolaan profesional ini ternyata memang membutuhkan pengelola tenaga, dukungan kita semua,” ucap Helmi.
Baca Juga:HSN, Pengingat Perjuangan SantriTampung Potensi Anak Muda
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Wabup menyampaikan, saat ini terdapat kerusakan di lokasi, baik karena konstruksi, pengunjung maupun karena adanya keinginan masyarakat adanya pintu masuk tambahan. Ia menegaskan, akan berpegang teguh terhadap masterplan yang sebelumnya telah dibuat dengan melibatkan seluruh pihak, salah satunya masyarakat setempat.
“Ya sama terkait banyaknya jalan tikus (menuju objek wisata), itu permasalahan yang ada. Yang muncul sekarang itu. Tadi saya tanya ya, berapa pendapatan. Pendapatan kita ternyata tidak sesuai dengan jumlah kunjungan yang kita lihat, karena tadi ada keluhan-keluhan seperti tadi,” lanjutnya.
Selain itu, Helmi juga menanggapi adanya permintaan diskon harga untuk masyarakat. Terkait itu, pihaknya akan melakukan diskusi lebih lanjut sesuai kondisi di lapangan, khususnya terkait dengan Situ Bagendit yang sering digunakan untuk kegiatan anak-anak atau pelajar. “Nah PAD-nya ini tadi saya tanya hari Sabtu dapat lah Rp 20 juta untuk hari Minggu segituan, tapi hari-hari biasa itu kecil,” ungkapnya.
Selain itu, Helmi juga membahas terkait masalah pemeliharaan, di mana pengelolaan Situ Bagendit masih jauh dari target yang diinginkan. “Ini kira-kira masih setengahnya lah setengah jalan ya. Kita investasi pusat kan 80 hampir 90, investasi daerah 30-an lah Rp 30 miliaran jadi ada Rp 120 (miliar), (sedangkan) ini diperlukan investasi sekitar Rp 120 miliaran lagi,” lanjutnya.