GARUT, RADSIK – Persatuan Sepakbola Indonesia Garut (Persigar) akhir-akhir ini mengalami masa yang kurang menyenangkan. Pasalnya, tim berjuluk Laskar Maung Sancang ini mendapat hasil buruk di Liga 3 musim 2022-2023. Tidak mendapatkan kemenangan di empat pertandingan.
Rentetan hasil buruk ini mendapatkan respon dari para pendukung Persigar yaitu Garut Mania (Garman) Mereka meminta agar Persigar direvolusi.
Ketua Garut Mania Wildan Romdoni menyebut tuntutan itu imbas dari hasil buruk yang didapat Persigar. “Kami ingin Pemda Garut merevolusi Persigar. Kami meminta pengurus saat ini untuk undur diri,” kata Wildan kepada Radar, Senin (17/10/2022).
Baca Juga:Satlantas Jaring 7.555 PelanggarPermintaan Meningkat, Stok Vaksin Kosong
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Empat kekalahan dari empat laga, kata Wildan, menjadi puncak kemurkaan para Garman. Wildan berharap ada pengurus lain yang bisa memajukan Persigar. “Sebenarnya banyak yang tidak bisa ditolerir, seperti kalah telak dari Persikab musim lalu, jadi sudah saatnya Persigar direvolusi,” tambahnya.
Menanggapi tuntutan suporter, Humas Persigar Garut Asep Jawahir mengatakan tuntutan untuk mundur dari Garman hanya dilayangkan oleh mereka saja. “Kalau urusan pengurus itu ada ketentuan ada penetapan. Kalau untuk menuntut mundur kita lihat saja legal formalnya,” kata Asep.
Ia menyebut, anggapan Persigar gagal di Liga 3 seri 1 tidak bisa disebut secara keseluruhan gagal, karena Persigar sudah berjuang seoptimal mungkin. “Dalam hal ini kalau disebutkan gagal jauh berbeda pemahaman kami, karena kami bermain secara optimal, walaupun mendapatkan kekalahan di empat pertandingan, tapi kita masih diuntungkan karena masih bertahan di Liga 3,” ucap Asep.
Asep mengatakan, Persigar masih sulit mendapatkan anggaran yang diperlukan untuk kebutuhan tim. Bahkan Persigar kemarin hanya memiliki anggaran sekitar Rp 258 juta. “Dalam hal ini ada bantuan dari pemerintah daerah, sponsor, termasuk ada dana dari pengurus untuk rereongan lah untuk memberikan support kepada pemain,” tambahnya.
Dengan keterbatasan anggaran, lanjut Asep, Persigar sulit untuk mendatangkan pemain yang optimal atau profesional. “Kami sedang melaksanakan evaluasi berkaitan dengan interal dan eksternal yang kami laksankan,” pungkasnya. (mg1)