Jeje Tepis Isu Miniatur Tempat Ibadah

Jeje Tepis Isu Miniatur Tempat Ibadah
TAMAN. Suasana Taman Paamprokan yang terletak di Pamugaran. Sementara itu Bupati Jeje tepis isu soal minatur tempat ibadah di Taman Paamprokan. Foto: Deni Nurdiansah/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

PANGANDARAN, RADSIK – Beredar isu bahwa di Taman Paamprokan segera dibangun sebuah miniatur tempat ibadah agama yang diakui di Indonesia. Namun hal tersebut dibantah oleh Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata. Ia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Jeje mengetahui bahwa telah beredar pesan berantai bahwa di Paamprokan segera dibangun miniatur semua agama, yang informasinya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

”Saya tegaskan, isi pesan berantai itu yang menyatakan saya telah mendelegasikan untuk rencana pembangunan miniatur rumah ibadah di Alun-alun Paamprokan itu tidak benar,” katanya, Minggu (16/10/2022).

Baca Juga:Keluarga Korban Tabur BungaSinergi Menjaga Kelestarian Alam

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Jeje menambahkan, informasi pesan berantai itu adalah hoaks, karena dirinya sudah melakukan penolakan secara halus, apalagi jika lokasinya di Alun-alun Paamprokan.

“Sebelumnya pernah ada kunjungan kerja dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat yang didampingi oleh Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Barat di gedung Pemerintah Daerah,” terangnya.

Pada saat itu juga dihadiri oleh seluruh FKUB Kabupaten Pangandaran, Kepala Kesbangpol Pangandaran dan MUI Kabupaten Pangandaran. ”Awal pertemuan saya menyampaikan bahwa tidak ada persoalan agama di Kabupaten Pangandaran, selain satu aturan, kalau ada permasalahan selalu menanyakan kepada para alim ulama,” ucapnya.

Pertemuan tersebut, kata dia, pada esensinya membahas soal indeks kerukunan di Jawa Barat, kemudian ada usulan terkait miniatur kerukunan agama.

”Ketika mereka menyampaikan usulan untuk mendirikan miniatur semua agama di Kabupaten Pangandaran yang seluruh anggarannya dibiayai oleh provinsi, saya menolak secara halus,” tuturnya.

Waktu itu Jeje memberikan jawaban akan dirundingkan dulu dan dikonsultasikan berembuk dengan para alim ulama. ”Setelah itu saya menemui Ketua MUI Kabupaten Pangandaran dan saya katakan, saya menolak untuk rencana pembangunan miniatur tempat ibadah semua agama di Kabupaten Pangandaran,” ujarnya.

Baca Juga:Berperan Penting dalam Pembentukan KarakterDongkrak Produktivitas Pangan dari Keluarga

Jeje juga mengungkapkan hal itu, saat pertemuan dengan para ulama pada Kamis dan Jumat (13-14/10/2022). (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar