BANTARKALONG, RADSIK – Warga Kampung Ciketug Desa Parakanhonje Kecamatan Bantarkalong masih dihantui pergerakan tanah yang bisa terjadi kapan saja. Pasalnya, pergerakan tanah yang terjadi bulan kemarin mengakibatkan puluhan rumah warga retak pada bagian dinding dan lantainya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmakaya Kurnia Trisna Somantri menyampaikan, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait kondisi pergerakan tanah di Kecamatan Bantarkalong.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Korban Hanyut Ditemukan MeninggalPerempuan Motor Penggerak Ekonomi
“Kemarin dari PVMBG didampingi oleh Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, para pejabat fungsional serta desa mendatangi lokasi pergerakan tanah. Baru selesai disurvei oleh mereka, sementara hasilnya masih menunggu,” ujarnya kepada Radar, Kamis (13/10/2022).
Kurnia menyebutkan, terdapat satu rumah yang mengalami rusak berat, 39 rumah kondisinya retak dan posisinya terancam. Untuk sementara waktu ini, warga yang rumahnya terdampak, ketika kondisi hujan lebat atau cuaca ekstrem diminta untuk tinggal di rumah yang aman atau mengungsi dulu.
“Alhamdulillah, masyarakat sekitar untuk sementara secara mandiri rutin mengevakuasi diri mereka, terutama pada malam hari dan yang menjadi tujuan perlindungan sementara yaitu rumah saudaranya,” ucap dia.
“Untuk penyebab terjadinya pergerakan tanah ini, kalau kita lihat ada retakan tanah, air terus terusan masuk. Selain itu, curah hujan tinggi, kondisi geologi (struktur geologi dan batuan). Itu kalau kita liat, lengkapnya nunggu laporan nanti hasil survei geologi,” kata dia, menambahkan.
Kepala Desa Parakanhonje Kecamatan Bantarkalong Abdullah membenarkan pada Rabu 12 Oktober 2022 Tim Geologi meninjau pergerakkan tanah yang mengancam pemukiman warga di Kampung Ciketug, sekitar 40 rumah terancam. Panjang retakan akibat pergerakan tanah sekitar 100 meter.
“Belum ada pernyataan resmi dari pihak Geologi. Apakah atas kejadian bencana tersebut memerlukan relokasi pemukiman warga atau pun hasil yang lainnya, kita masih menunggu,” kata dia. (obi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!