CIAMIS, RADSIK – Akibat harga kedelai naik, sejumlah produsen tahu mengeluh dan harus memutar otak untuk menyiasati harga, seperti di Kampung Tahu Desa Cisadap Kecamatan Cisadap.
Dede Ramlan, salah satu produsen tahu mengatakan bahwa harga kedelai terus mengalami kenaikan yang mencapai Rp 13.200 per kg. Untuk minggu sebelumnya harga kedelai Rp 12.800 per kg. “Justru kenaikan kedelai kali ini tergolong tidak wajar, karena kan biasanya naik hanya Rp 200 sampai Rp 300 secara bertahap. Tapi kenaikan bisa sampai Rp 500,” paparnya.
Kemudian, tambah Dede, sejak kenaikan harga BBM, harga kedelai juga ikut naik. Sebelumnya Rp 12.800 per kg sekarang sudah Rp 13.200 per kg. Dari kenaikan bertubi-tubi ini jelas pendapatan turun drastis sampai 30 persenan dari sebelumnya. “Saya bingung juga kalau diperkecil ukuran nantinya tambah kecil karena sudah kecil sejak kenaikan kedelai pada bulan Februari 2022,” jelasnya.
Baca Juga:Horeeee FIFABermain Cantik
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
“Solusinya paling menaikan harga tahu, tetapi kenaikanya akan diserahkan ke pasar. Namun untuk sementara dipertahankan harga sekarang dulu walau untungnya minim. Masih menjual Rp 200 serta RP 300 per bijinya,” ucap dia, menjelaskan.
“Saya berharap harga kedelai bisa stabil bahkan turun. Meski impor diharapkan pemerintah bisa mengatasi harga kedelai agar tidak terus melonjak. Karena di Desa Cisadap ini sudah disebut sebagai Kampung Tahu karena ada 100 pabrik, hampir 90 persen masyarakat tergantung pada produksi tahu,” kata dia, menambahkan.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis Asep Sulaeman mengatakan, untuk harga kedelai itu impor. Karena kalau pengimpor itu biasa harganya tergantung pengimpor. “Jadi harga kedelai dipasoknya impor karena kedelai kita produksinya sedikit, kita masih ketergantungan,” pungkasnya. (isr)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!