TASIK, RADSIK – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat – Banten meminta setiap perguruan tinggi menciptakan generasi yang berkarakter, religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan berintegritas.
Hal itu, disampaikan Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat – Banten, Agus Supriatna MSi saat sambutan dalam pembukaan kegiatan Masa Pengenalan Kehidupan Kampus Merdeka (MPK2M) tahun akademik 2022/2023 di Aula Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas), Senin (19/9/2022).
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Pemkot Tasik Menanti Mobil ListrikKompor 450
Kata Agus, dihadapan 752 mahasiswa baru dan civitas akademika Umtas menyampaikan bahwa pengenalan kehidupan kampus ini bertujuan memberikan pemahaman pada proses transisi siswa menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri. Serta mempercepat adaptasi mahasiswa lingkungan baru untuk memberikan bekal keberhasilan di perguruan tinggi.
”Artinya kegiatan ini menjadi tolok ukur pembinaan idealisme, penguatan cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan,” katanya. Serta menciptakan generasi berkarakter, religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan berintegritas.
Kemudian, melalui pengenalan lingkungan ini juga, mahasiswa diberikan bekal agar mampu berproses dalam melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi. Dengan begitu mengantarkan ke dalam ilmu, berakhlak, cinta tanah air dan berdaya saing global.
”Tentunya dapat dijadikan momentum mahasiswa baru mendapatkan informasi yang tepat mengenai sistem perguruan tinggi, baik akademik dan non akademik. Lalu menyadarkan mahasiswa, agar tidak ikut terjerumus pada paham radikalisme, terorisme, dan penggunaan narkoba,” katanya. Lebih lanjut, mahasiswa baru agar dapat cepat beradaptasi dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Karena mendapatkan pemahaman dalam pembinaan idealisme, kepedulian lingkungan, dan karakter, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
”Ditambah lagi, mahasiswa baru diberikan pemahaman agar jangan sampai melakukan perundungan, plagiarisme dan korupsi,” ujarnya.
Selain itu, setiap perguruan tinggi disarankan mengambil tindakan preventif adanya kekerasan seksual di kampus. Oleh karena itu, butuh satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di kampus. ”Untuk mengantisipasi adanya kekerasan seksual, yang seperti fenomena gunung es, Umtas perlu memiliki Satgas PPKS,” katanya.