Sanghyang Siksakandang Karesian

Sanghyang Siksakandang Karesian
Oleh: Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S.
0 Komentar

Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian (SSK) oleh Sutaarga teksnya dianggap sebagai ensiklopedia panorama hidup dan kehidupan masyarakat Sunda masa silam. Mengapa demikian? Karena kandungan isinya mengungkap berbagai macam aspek kehidupan pada zamannya. Beberapa keahlian, pekerjaan  serta  hasil  kreasi  para  ahli dalam SSK, mungkin belum begitu dikenal oleh generasi muda Sunda saat ini, yang menarik untuk disimak, agar tidak pareumeun obor dan dapat menambah wahana ilmu pengetahuan.

Beberapa istilah seperti: hareup catra ‘koki/ juru masak’, pangeuyeuk ‘ahli batik’, kebojéngkéng ‘penggusur/pembawa pedati’, kumbang gending ‘pembuat gamelan’, pangurang dasa ‘pencatat desa/pajak, mémén ‘dalang’, gambuh ‘dalang, pengatur laku dalam pertunjukan wayang’, guru widang ‘ahli kulit’, mungkin terdengar asing di telinga nonoman Sunda ‘generasi muda’ saat ini. Tapi istilah danudara ‘pemanah’, palika ‘penyelam’ paneresan ‘penyadap enau/nira’, panjak ‘penabuh gamelan’, panéwon ‘pejabat yang membawahi seribu orang rakyat’, panggérék ‘pemburu’, masih dikenal dan dimengerti oleh orang Sunda generasi tuanya atau bahkan sama sudah tidak dimengerti maknanya.    

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Hujan, Banjir, Rumah RobohSyibhul Iddah Cegah Poligami Terselubung

Istilah lainnya yang terungkap dalam naskah SSK, seperti  hulu jurit ‘panglima perang’, hulu kembang ‘pertapa’, palikén ‘seni rupawan/pelukis’, palikétan ‘pembeli hati/pemeras’, panjing ‘pencuri/penyelinap’, pawong ‘ponggawa/abdi dalem’, sarati ‘pawang gajah’, panyawah ‘petani’, pangwereg ‘pembayar/kusir’/pengendali’, preteuleum ‘penyelam’, tohaan ‘penguasa/majikan’, jurubarata ‘pemain sandiwara’, jurubasa ‘ahli bahasa’, jurugosali ‘pandai besi’, juruhadi ‘pemimpin barisan’, juruhoma ‘ahli guna-guna’, jurujalir ‘pelacur/germo’, jurujudi ‘penjudi’, jurukawih ‘penyaji’, jurulabuan ‘petugas pelabuhan’, jurulukis ‘pelukis’, jurumas ‘pandai mas’, dan jurutambang ‘tukang perahu’, sudah kurang dimengerti oleh masyarakat Sunda pada umumnya. Beda dengan kosakata panghulu ’pemimpin/kepala, pemuka dusun’, legig ‘tukang merambah dalam berburu/perambah dalam berburu panghulu tandang ‘penguasa/raja, kajineman  ‘pengawas pesakitan; sipir pengawas tahanan’, pangagung ‘pejabat/pemimpin’, candoli ‘orang  yang biasa menjaga makanan di tempat hajatan (penjaga makanan)’,  pamong ‘pengasuh’, bégal ‘rampog/penyamun’, wiku ‘biksu, pertapa/pendeta’, kamasan ‘tukang pembuat perabot dari emas atau perak’ yang masih dikenal, meskipun istilah tersebut terungkap dalam SSK.

0 Komentar