BANJAR, RADSIK – Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Banjar mulai begeliat pasca pandemi Covid-19. Bergeliatnya kembali para UMKM terlihat di salah satu area wisata kuliner di Banjar Water Park (BWP).
Sebelumnya, hampir tiga tahun pelaku UMKM mengalami keterpurukan cukup parah. Bahkan hingga gulung tikar.
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Banjar Tatang Nugraha mengatakan, berdasarkan data Paguyuban Pedagang, sampai saat ini ada sekitar 110 pedagang yang berjualan di BWP. “Dari jumlah tersebut kebanyakan warga merupakan warga Banjar. Hanya sekitar 20 pedagang yang sifatnya pendatang. Adapun perputaran uang di area kuliner BWP setiap minggunya sekitar Rp 50 juta,” kata Tatang, Senin (22/8/2022).
Baca Juga:Yana: ASN Harus Cinta CiamisGubernur: Kantor Megah Harus Dibarengi Prestasi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Ia menegaskan perputaran uang sebesar itu dalam jangka satu minggu sekali. Karena lokasi wisata kuliner BWP hanya dibuka pada hari Minggu.
“Kami cukup senang dengan kondisi UMKM saat ini yang mulai begeliat dan tumbuh kembali dalam bidang usahanya. Karena memang, dampak dari pandemi Covid-19 ini sangat memukul usaha para pelaku UMKM. Kita juga mencatat hampir 90 persen kondisi UMKM mati suri pada saat wabah Covid-19 benar-benar tinggi,” kata dia.
Salah satu pedagang kuliner seafood dan cumi bakar di area wisata kuliner BWP Nanang mengatakan, baru dua minggu ikut berjualan berjualan kuliner di kawasan tersebut. Omsetnya cukup bagus.
“Pada saat mulai berjualan omset dagangan cukup laris, bahkan pada minggu kedua omset meningkat. Saya bersyukur dengan kondisi saat ini sudah bisa berjualan lagi,” katanya.
Ia berharap kejadian seperti pandemi Covid-19 tidak terulang lagi. Karena selain merugikan kesehatan, juga sangat memukul perekonomian masyarakat, terutama dia dan keluarganya.
“Mata pencaharian dari berjualan, kalau seperti pada saat Covid-19 lagi, sulit mendapat uang Rp 50 ribu sehari juga. Bahkan sampai tidak bisa berjualan. Mudah-mudahan lah enggak terjadi lagi hal-hal yang demikian. Sangat merugikan,” katanya. (cep)