Wisata Religi dan Budaya Kabupaten Ciamis Tak Pernah Sepi

wisata religi dan budaya
Situs Ciung Wanara di Kabupaten Ciamis foto: net
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Wisata religi dan budaya Kabupaten Ciamis mencatatkan tren positif sepanjang tahun 2020-2022.

Padahal di tahun itu pandemi sedang melanda dan membuat ekonomi berjalan lambat karena adanya berbagai pembatasan. Terutama sekitar tahun 20-2021. Tapi tidak pada sektor wisata religi.

Wisata ini justru meningkat selama pandemi karena adanya sugesti untuk lebih meningkatkan spiritual.

Baca Juga:Semangat Hari Santri Nasional Harus Dorong Perjuangan Intelektual dan NasionalismeEmpat Madrasah di Ciamis Raih Penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional 2023

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis Budi Kurnia memaparkan pada tahun 2020, pendapatan sektor pariwisata mencapai Rp 450.133.000.

Sedangkan tahun 2021 naik menjadi Rp 512.690.900 dan tahun 2022 kembali naik menjadi Rp 810.549.500 dengan tingkat kunjungan mencapai satu juta.

Dari jumlah itu menurutnya wisata religi dan budaya adalah yang paling besar kontribusinya.

Oleh sebab itu ia menyebut dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD), sektor pariwisata ini perlu diperkuat dan dikembangkan.

“Wisata budaya dan religi yang tak pernah sepi pengunjung di Kabupaten Ciamis. Terbukti, pada saat wisata alam tutup pada pandemi, wisata ziarah dibuka karena sebagai sugesti,” katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) penyusunan awal RPJPD tahun 2025-2045 di Aula Bappeda Ciamis pekan kemarin, Selasa (17/10/2023).

Ia menyebut jika wisata religi dan budaya di Ciamis sudah bukan sekadar potensi melainkan menjadi pasar wisata yang menjanjikan.

“Sehingga pemerintah daerah terus melakukan pengembangan di wisata budaya dan wisata religi. Tentunya dengan revitalisasi wisata penunjang wisata budaya dan wisata religi,”ujarnya.

Baca Juga:Pembatasan Kampanye di Pondok Pesantren Dinilai Sudah Pas, Ketua MUI Ciamis Setuju!Salat Istisqa Jadi Pilihan Ikhtiar Bathiniah untuk Memohon Hujan kepada Allah SWT

Kemudian, sambung ia, dalam menyusun 20 tahun ke depan agar dapat menjadi pariwisata berkelanjutan, konsep pariwisata harus disusun agar dapat memberikan dampak jangka panjang.

“Pariwisata yang bisa kembangkan 20 tahun ke depan terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi. Dengan begitu, bisa bermanfaat masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung,”katanya. (*)

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

0 Komentar