Wayang di Era Digital: Mampukah Generasi Milenial Kabupaten Tasikmalaya Melestarikannya?

wayang golek
Dalang cilik binaan Pepadi Kabupaten Tasikmalaya, Rizki Pebrian Firmansyah memegang wayang yang sering digunakan saat tampil di berbagai kegiatan. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Generasi milenial di Kabupaten Tasikmalaya diajak untuk lebih mengenal kesenian dan budaya tradisional yang telah lama menjadi warisan leluhur, khususnya wayang golek. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa kesenian tersebut tetap lestari dan tidak tergerus oleh perubahan zaman yang serba modern.

Cucu Rohmana, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Tasikmalaya, menyatakan bahwa dia ingin memperkenalkan kesenian dan kebudayaan tradisional kepada generasi muda agar kesenian tersebut terus terjaga.

Salah satu cara yang dia lakukan adalah melalui pertunjukan wayang golek. ”Kami ingin menyampaikan pesan-pesan dari tontonan menjadi tuntunan,” ujarnya kepada Radartasik.id, Selasa, 1 Oktober 2024.

Baca Juga:Catatan 12 Tahun Forum Peduli Tasik: Anggotanya Majemuk, Jadi Teladan Cara Menikmati Hidup dalam KebhinekaanSudah 7 Bulan Honorer Pangandaran Tak Digaji, Berpotensi Jadi Isu Panas Jelang Pilkada Serentak 2024

Cucu juga menyebutkan bahwa pihaknya secara aktif mencari potensi dalang muda yang tertarik dengan wayang, guna menjamin regenerasi dan keberlangsungan seni pedalangan di Kabupaten Tasikmalaya.

Dia menjelaskan bahwa upaya melahirkan dalang yang hebat dari Tasikmalaya perlu didukung oleh latihan dan penampilan yang lebih sering.

Meskipun beberapa dalang muda telah muncul, mereka tetap memerlukan bimbingan untuk menjadi lebih profesional, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sebagai organisasi yang menaungi potensi dalang, Pepadi terus bekerja keras dalam mengembangkan dan melestarikan seni pedalangan khususnya di kalangan generasi muda.

Cucu juga mengungkapkan bahwa kesenian wayang memiliki banyak simbol dan filosofi kehidupan yang relevan bagi masyarakat.

Wayang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga menjadi media pendidikan dan sarana komunikasi.

Namun, di era digital seperti sekarang, teknologi modern telah membawa budaya luar dengan sangat mudah ke dalam masyarakat, yang kadang-kadang berdampak pada generasi muda sehingga mereka mulai kehilangan ketertarikan pada nilai-nilai tradisional.

Baca Juga:Rayakan Momen Spesial dengan Gaya, Alhambra Hotel & Convention Siapkan Segalanya untuk Anda!MAF Polbangtan Kementan Dorong Anak-Anak Muda Manfaatkan Teknologi Modern Dongkrak Produktivitas Pertanian

Cucu merasa prihatin karena generasi milenial mulai menjauh dari budaya lokal, yang secara tidak langsung mengikis kecintaan mereka terhadap kesenian tradisional.

Dia juga menekankan pentingnya kesadaran dan dukungan masyarakat, terutama dari generasi milenial, agar mereka aktif dalam melestarikan seni lokal, khususnya wayang.

Cucu berharap agar generasi muda sebagai penerus budaya dapat lebih aktif dalam menjaga dan meneruskan kesenian warisan tersebut.

0 Komentar