Waspada Kemarau! Jawa Barat Terancam Kekeringan Hingga September

Kekeringan atau El Nino alias musim kemarau diprediksi akan terjadi sampai akhir tahun. Lahan kritis Udara kering
Ilustrasi kekeringan. Pixabay
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Fenomena kekeringan atau El Nino diprediksi akan melanda wilayah Jawa Barat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika / BMKG meramalkan El Nino di Jawa Barat akan mulai terjadi pada semester 2.

“Semester kedua thn 2023 yang akan datang terdapat peluang sekitar 40-50% kondisi ENSO (El Nino-Southern Oscillation) netral bertahan hingga akhir tahun. Di sisi lain juga terdapat peluang yang relatif sama bahwa kondisi ENSO Netral berkembang menjadi El Nino lemah terutama periode Juni-Juli-Agustus 2023,” cuit BMKG pada Twitter resminya Februari lalu.

El Nino disebabkan oleh meningkatnya suhu muka laut (SML) melebihi suhu normalnya. Kondisi ini menurut pengamatan BMKG terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Baca Juga:Redmibook 15, Laptop Murah dengan Performa TinggiKisah Puteri Aurora dan Petualangan di Pulau Seraph

Pemanasan itu menyebabkan potensi pertumbuhan awan di atas laut Samudera Pasifik meningkat. Sementara daratan akan menjadi lebih cerah dan potensi pertumbuhan awan hujannya terus menurun. Hal ini membuat curah hujan khususnya untuk wilayah Indonesia akan berkurang.

“Februari minggu ke-4 kemarau yang pertama, kemudian Maret April hujan lagi, kemudian Mei mengering. Juni-September itu kemarau kering,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat audiensi bersama Gubernur Riau Syamsuar di Rumah Dinas Gubernur Riau, baru-baru ini.

Cegah Karhutla Akibat Kekeringan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beberapa waktu lalu berkunjung ke Riau. Ia berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diakibatkan kondisi cuaca kering.

“Kondisi cuaca yang kering ini mengakibatkan potensi terjadinya karhutla akan semakin mudah terjadi. Sehingga pencegahan harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi,” lanjutnya.

Dwikorita mengatakan apabila karhutla terjadi maka akan semakin sulit dipadamkan karena cuaca sedang kemarau kering. Dotambah lagi, tanah gambut biasanya mengandung bahan bakar berupa sisa tumbuhan yang mengering, sehingga ketika terjadi kebakaran, api biasanya akan menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat serta menimbulkan asap tebal.***

0 Komentar