Virus Langka Mpox dan Leptospirosis: Ancaman Baru, Kesiapan Pangandaran Diuji

virus langka
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran memastikan bahwa penyakit cacar monyet atau Mpox belum terdeteksi masuk ke wilayah Pangandaran.

Meski demikian, upaya pencegahan terhadap potensi penyebaran virus langka ini terus dilakukan.

Kepala Dinkes Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi, menyatakan bahwa pihaknya tetap menjalankan langkah-langkah preventif untuk menghadapi ancaman virus langka tersebut.

Baca Juga:Early Warning System Masih Aktif, Pemkab Pangandaran Petakan Wilayah Terancam Gempa Megathrust dan TsunamiSoal Pilgub Jabar, Sekretaris PDIP Pangandaran: Kenapa Jadi Pak Jeje?

Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan promotif dengan harapan penyakit ini tidak akan masuk ke Pangandaran.

Yadi menjelaskan bahwa semua fasilitas kesehatan di Kabupaten Pangandaran, termasuk di RSUD Pandega, telah diperintahkan untuk tetap waspada.

”Kita juga khawatir di tempat-tempat pelayanan dasar ini menjadi pintu masuk cacar monyet. Jadi kita upayakan untuk tetap waspada,” ungkap Yadi kepada Radartasik.id, Jumat, 6 September 2024.

Edukasi kesehatan kepada masyarakat, lanjut Yadi, juga terus dilakukan secara berkelanjutan.

Selain itu, surveilans mengenai penyakit tersebut juga terus diawasi. Dinkes telah mengingatkan seluruh jaringan kesehatan terkait kasus Mpox agar selalu bersiap dan waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus ini.

Yadi menjelaskan bahwa Mpox merupakan penyakit langka yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit, atau mukosa hewan yang terinfeksi.

Selain cacar monyet, Kabupaten Pangandaran juga siaga terhadap penyebaran penyakit leptospirosis, yang ditularkan melalui urin tikus.

Baca Juga:Ujang Endin Ditunjuk sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pangandaran, Memicu Gejolak InternalMasyarakat Desa Ciliang Desak Pemkab Pangandaran Segera Bayar Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp 661 Juta

Penyakit ini dapat mengakibatkan gagal ginjal pada penderitanya, dan telah tercatat beberapa kasus kematian akibat leptospirosis pada tahun 2022 dan 2023.

Salah seorang warga Parigi, Dodi, yang berusia 40 tahun, berbagi pengalamannya didiagnosis dengan leptospirosis pada akhir tahun 2022.

Dia menyatakan bahwa saat itu kondisinya memburuk hingga harus dirujuk ke Banyumas untuk mendapatkan perawatan.

Gejala yang dia rasakan termasuk kesulitan buang air kecil dan rasa tidak nyaman pada tubuh. Kini, ia telah pulih sepenuhnya. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar