Unsil Tasikmalaya Bantu Tekan Kasus Stunting, Beri Penyuluhan Pencegahan dan Penanganan pada Ibu-ibu

Unsil
Ketua Tim Pengabdian Unsil Edi Fitriana Afriza SPd MM (kiri) bersama Koordinator PKH Kota Tasikmalaya Rizal Maula SPdI, Lurah Margabakti Salya Muhidin SIP hadir dalam pembukaan Pengabdian bagi Masyarakat Skema Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PbM-PPKM) di Aula Kelurahan Margabakti, Kamis (13/7/2023). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya kembali melakukan Pengabdian bagi Masyarakat Skema Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PbM-PPKM) di Aula Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, Kamis (13/7/2023).

Itu dengan melakukan penyuluhan pencegahan dan penanganan stunting pada ibu-ibu keluarga penerima manfaat PKH untuk mewujudkan keluarga sejahtera.

Pelaksanaannya dilakukan oleh tim pengabdian yakni; Edi Fitriana Afriza SPd MM, Redi Hermanto SPd MPd, Oka Agus Kurniawan Shavab MPd, dan Rendra Gumilar MPd.

Baca Juga:Siswa SMAN 6 Tasikmalaya Berprestasi di FLS2N, Kemudian Sukses Cover Lagu Domba KuringPanen Hadiah Simpedes Periode 2, BRI Ciamis Hadiahi Nasabah Unit Awiluar Mobil Toyota Avanza Tipe G

Ketua Tim Pengabdian Unsil Edi Fitriana Afriza SPd MM menyampaikan, pengabdian ini awalnya tergerak adanya kasus stunting di Kota Tasikmalaya berstatus kuning, tertinggi ke-5 di Jawa Barat. Dengan total penderita stunting mencapai 6.122 orang atau 14,81 persen sedikitnya dari 20 kelurahan di 8 kecamatan Kota Tasikmalaya yang masuk dalam zona merah stunting.

Zona merah itu, antara lain; Kecamatan Cihideung, Cipedes, Tawang, Kawalu, Cibeureum, Tamansari, Mangkubumi, dan Bungursari.

“Oleh karenanya kami tergerak mengambil pengabdian untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari kelompok yang berbeda berlokasi di Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum. Dengan melakukan penyuluhan sebagai pencegahan dan penanganan stunting pada ibu-ibu keluarga penerima manfaat PKH,” katanya kepada Radar, Kamis (13/7/2023).

Mengingat stunting ini perlu dituntaskan, karena merupakan wujud permasalahan dari kurangnya asupan gizi pada balita baik saat sebelum maupun setelah kelahiran. Akibatnya kondisi anak gagal tumbuh atau tinggi badan anak lebih pendek (kerdil) dari standar usianya.

“Sehingga perlu melakukan peningkatan keterampilan ibu-ibu PKH mengenai cara merawat penderita stunting dan cara mencegahnya sejak dini secara mudah, murah dan praktis dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Wujud salah satunya peningkatan keterampilan tersebut, melalui  pengabdian dalam bentuk penyuluhan   pengetahuan para ibu-ibu dalam mengatasi stunting sejak dini.  Dan memberikan keterampilan para ibu-ibu dapat merawat penderita stunting dalam kehidupan sehari-hari.

0 Komentar