Unsil Optimalkan Peran Santriyah dalam Menekan Kasus Stunting

Unsil
Tim PkM-PPKM Unsil Tasikmalaya yaitu Dr Asep Suryana Abdurrahmat SPd MKes, Dr Acep Zoni Saeful Mubarok SAg MAg, Ai Nur Solihat SPd MPd dan Satya Santika SPd MPd melaksanakan tugas pengabdian kepada santriyah Pondok Pesantren Hidayatul Mustafid dan Al Hakim Kecamatan Cibeureum, Minggu (3/8/2023).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADSIK – Dosen Universitas Siliwangi atau Unsil Tasikmalaya melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PkM-PPKM) ke Pondok Pesantren Hidayatul Mustafid dan Al Hakim Kecamatan Cibeureum, Minggu (3/8/2023). Itu dalam rangka optimalisasi peran santriyah sebagai kader gizi dalam menekan kasus stunting di Kota Tasikmalaya.

Dilaksanakan oleh Tim PkM-PPKM Unsil Tasikmalaya yaitu Dr Asep Suryana Abdurrahmat SPd MKes, Dr Acep Zoni Saeful Mubarok SAg MAg, Ai Nur Solihat SPd MPd dan Satya Santika SPd MPd.

Ketua Tim Pengabdian Dr Asep Suryana Abdurrahmat SPd MKes mengataka, stunting saat ini dianggap sebagai masalah kesehatan yang serius di masyarakat. Oleh karenanya, diperlukan adanya upaya preventif atau mencegah dan menurunkan tingkat stunting.

Baca Juga:Dosen Pendidikan Geografi Unsil Bantu Tingkatkan Gizi Anak dan Tekan StuntingKorban Penipuan Disarankan Gugat Diler, KUHPerdata Pasal 1376 Bisa Jadi Dasar Hukum

“Upaya preventif ini dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan  Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pondok pesantren. Arahnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pesantren, khususnya santriyah bisa sebagai kader gizi,” katanya kepada Radar, Minggu (3/9/2023).

Mengingat santriyah bisa berperan dalam pencegahan stunting, seperti nantinya berdakwah kepada perempuan atau ibu-ibu. Oleh karena itu, pihaknya mengambil pengabdian selalu pesantren, karena banyak program yang dilakukan pemerintah atau instansi lebih optimal ketika melibatkan pondok pesantren.

“Saat pondok pesantren dioptimalkan maka akan banyak masalah sosial yang bisa ditangani secara cepat, salah satunya stunting. Karena pada dasarnya masyarakat Kota Tasikmalaya religius, sehingga saat peran santri melekat dengan berbagai kegiatan sosial, seperti dakwah bisa menurunkan stunting,”ujarnya.

“Misalnya ketika dakwah menjadi istri yang salehah atau ibu yang baik, topiknya mempersiapkan generasi selanjutnya bebas dari stunting,” imbuhnya.

Untuk itu, kita memasukkan ilmu pengetahuan tentang pencegahan stunting ke dalam pondok pesantren di luar keagamaan. Tentunya agar saat dakwah nantinya bisa lengkap.

“Kami pun menyasar santriyah dari Pondok Pesantren Hidayatul Mustafid dan Al Hakim Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, merupakan pondok pesantren yang memiliki jumlah santriyah cukup banyak serta memiliki lingkungan masyarakat dengan kuantitas ibu hamil, remaja dan anak relatif banyak. Itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk pemberian edukasi pencegahan stunting khususnya di kecamatan Cibereum umumnya di Kota Tasikmalaya,” katanya.

0 Komentar