Udara Lebih Kering Saat El Nino, Masyarakat Perlu Waspadai Hal Ini

Kekeringan atau El Nino alias musim kemarau diprediksi akan terjadi sampai akhir tahun. Lahan kritis Udara kering
Ilustrasi kekeringan. Pixabay
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Kondisi udara yang lebih kering menjadi salah satu dampak dari El Nino alias kemarau.

Bukan hanya membuat lahan pertanian dan sumber air mengering, kemarau tahun ini juga disertai perubahan suhu cukup ekstrem pada siang dan malam hari.

Salah satu yang dirasakan adalah udara siang hari sangat panas namun ketika sore menjelang malam udara berubah drastis menjadi dingin yang menusuk tulang.

Baca Juga:Kekeringan, Warga Cicurug Ciamis Terima Bantuan Air Bersih 2000 Liter dari Pemerintah3 Pria dan 2 Wanita Kedapatan Mabuk di Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya

Hal ini dirasakan juga warga Ciamis dimana pada pagi dan sore hari kadang cuaca berkabut dan suhu udara lebih dingin dari biasanya.

“Kadang di beberapa tempat yang tidak biasa keluar kabut suka ada kabutnya. Kadang ada yang dari sore, malam atau pagi kabutnya datang,” ujar Ketua Tagana Ade Waluya.

Ia menerangkan dari sisi kebencanaan, udara kering lebih potensial menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.

Sedangkan pada sisi lain, udara kering juga memberikan dampak kurang baik terhadap kesehatan manusia.

“Dampak dari El Nino diantaranya kekeringan, karhutla, penurunan suhu di malam hari, peningkatan suhu disiang hari. Kalau efeknya kepada manusia adalah menyerang fisik. Diantaranya tenggorokan kering, serta akan terasa haus terus,” paparnya.

Menurutnya jika sampai bulan September belum juga turun hujan, maka kemungkinan kemarau panjang bisa saja terjadi.

Masyarakat pun harus siaga akan semakin berkurangnya sumber air.

“Kami mempersiapkan semuanya dalam menghadapi kesiap siagaan bencana alam kemarau,” pungkasnya.(isr)

0 Komentar