TikTok Makin Canggih, TikToker Bisa Menandai Konten AI di Aplikasi, Antisipasi Informasi Palsu

Tiktok didenda, tiktoker, Montana
TikTok
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Dalam upayanya mengurangi penyebaran informasi salah, TikTok mengumumkan pada Selasa 19 September 2023 bahwa mereka akan segera meluncurkan alat baru yang akan membantu para TikToker dalam menandai konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang mereka produksi.

Diberitakan AP, TikTok menyampaikan dalam siaran persnya bahwa alat ini akan membantu para TikToker untuk lebih mudah mematuhi kebijakan AI yang sudah ada di perusahaan.

Kebijakan untuk TikToker

Kebijakan itu mengharuskan semua konten yang telah dimanipulasi dan menampilkan adegan-adegan yang realistis harus diberi label yang menunjukkan bahwa konten tersebut palsu atau telah diubah.

Baca Juga:Perusahaan Kripto Menguatkan Pengaruhnya di Inggris, Hadapi Tekanan Politik, OJK Ngotot Tak Beri IzinNeuralink, Startup Milik Elon Musk Boleh Rekrut Manusia dalam Uji Implan Otak, Orang-Orang Ini yang Bisa Direkrut

TikTok melarang penggunaan deepfake—video dan gambar yang telah dibuat atau diubah secara digital dengan menggunakan kecerdasan buatan—yang dapat menyesatkan pengguna mengenai peristiwa-peristiwa di dunia nyata.

TikTok tidak mengizinkan deepfake yang melibatkan figur pribadi dan anak-anak. Namun platform tersebut memperbolehkan gambar yang telah diubah dari figur publik dalam konteks tertentu, termasuk untuk tujuan seni dan pendidikan.

Selain itu, perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan mulai menguji label ”AI-generated” (dihasilkan oleh AI) minggu ini yang pada akhirnya akan diterapkan pada konten yang mereka deteksi telah diedit atau dibuat oleh AI.

Mereka juga akan mengubah nama efek di aplikasi yang melibatkan penggunaan AI untuk secara eksplisit mencantumkan kata ”AI” dalam nama efek tersebut dan label yang sesuai.

Langkah yang diambil oleh TikTok ini datang seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana persaingan AI akan berdampak pada penyebaran informasi yang salah.

Uni Eropa, sebagai contoh, telah mendorong platform-platform online untuk meningkatkan perlawanan terhadap informasi yang salah dengan menambahkan label pada teks, foto, dan konten lainnya yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan. (*)

Sumber: AP

Baca artikel Radartasik.id lainnya di Google News.

0 Komentar