TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, masih ada masyarakat yang belum tahu dan mengenal calon pemimpin mereka. Padahal, baliho dengan wajah Caleg, Cawalkot, bahkan Capres berserakan di muka jalan.
Diketahui Pemilu serentak akan dilaksanakan pada 14 Februari 2023. Adapun tahapan kampanye akan dibuka pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Tidak sedikit yang sudah menebar eksistensi pada warga, atau bahkan terang-terangan membagikan stiker berwajahkan calon anggota DPR, DPRD, maupun Presiden.
Namun, bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, baliho dan stiker itu tak cukup untuk mengetahui calon pemimpin mereka.
“Masyarakat mah gak akan tahu siapa calonnya, kayak beli kucing dalam karung aja,” kata Ujang, juru parkir di Taman Dadaha.
Beberapa masyarakat bahkan tidak hiraukan partai politik mana yang menang, bagi mereka siapapun pemenangnya belum tentu berpengaruh besar pada kelangsungan hidup mereka.
“Ah sami wae, bade koneng beureum kabeh ge nyangsarakeun. Menta hungkul suara,” tutur Ujang menambahkan.
Kebiasaan para caleg ini, diakui warga selalu dekat-dekat pemilu saja.
Baca juga:Surat Suara Tanpa Foto Caleg, Kualitas Pileg 2024 Tidak Maksimal
“Tidak ada pendekatan ke masyarakat, sosialisasi pas dekat-dekat Pemilu aja. Padahal, kalau memang peduli ke rakyatmah, perhatian dari dulu,” kata Yona, pedagang kaki lima di Taman Dadaha.
Seolah sulit mendapatkan yang tulus, beberapa pedagang ini juga keluhkan kebiasaan pemerintah yang menggelar acara namun kerap merugikan mereka.
“Tiap kali ada acara di sini, jalan harus disterilkan. PKL selalu diminta pergi ke dalem, jualan di dalem,” ujar Yona.
“Nanti juga katanya, kalau renovasi dadaha ini beres, kita semua (PKL) disuruh jualan di dalam biar steril. Padahalkan jadi penuh ya pedagang, nanti kumuh. Da pembelinya juga gak yang di dalem aja,” kata Asep, penjajaga gorengan di lingkar Dadaha.
Baca juga: Unsur Stakeholder di Pangandaran Deklarasikan Pemilu Damai 2024
Mereka berharap, pemenang Pemilu 2024 adalah mereka yang jujur dan lebih mengutamakan kebutuhan rakyat kecil.