Sudah Menelan Korban, PT KAI Beri Penjelasan soal Perlintasan Rel Kereta Api Tanpa Palang Pintu di Manonjaya 

Perlintasan Rel Kereta Api Tanpa Palang Pintu di Manonjaya
Masyarakat berkerumun melihat peristiwa meninggalnya siswi SMK Pancasila, Gina Putri Pebriana, di perlintasan rel kereta api di Jalan Pasirpanjang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa sore, 13 Agustus 2024. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

Menurut keterangan keluarga, Yanyan tidak mendengar suara kereta api saat melintasi rel, yang biasanya dijaga oleh ojek atau warga setempat. Namun, pada saat kejadian, tidak ada yang berjaga di perlintasan tersebut.

Gina yang dibonceng dalam posisi menyamping, kehilangan ponselnya yang jatuh ke rel. Setelah melintasi rel, Yanyan menghentikan motornya agar Gina bisa mengambil ponsel yang terjatuh.

Sayangnya, saat Gina mencoba mengambil ponselnya, sebuah kereta api melintas dengan cepat. Meskipun Yanyan berusaha menarik Gina dari rel, upaya tersebut tidak berhasil, dan Gina terseret oleh kereta api yang melintas.

Baca Juga:Paskibraka Putri Diperbolehkan Pakai Hijab Saat Bertugas di Upacara HUT RI ke-79BPIP Sampaikan Permohonan Maaf Terkait Isu Lepas Hijab oleh Paskibraka di Tingkat Pusat

Kecelakaan ini menyebabkan kereta api sempat berhenti, dan Yanyan yang sangat terkejut segera menghubungi kakaknya untuk meminta bantuan. Yanyan kemudian diamankan oleh warga setempat dan dibawa ke rumah salah satu warga untuk menenangkan diri.

Menurut keterangan Asep Permana, ayah Yanyan, putranya mengalami trauma berat dan sempat enggan berbicara atau makan setelah kejadian tersebut. Namun, setelah Salat Zuhur, Yanyan mulai bercerita mengenai kronologi kecelakaan yang menimpa mereka.

Pihak sekolah telah memberikan dukungan moral kepada Yanyan untuk membantu pemulihannya dari trauma. Di sisi lain, keluarga Gina merasakan duka yang mendalam.

Anton, paman Gina, menjelaskan bahwa keluarga besar mereka berusaha mengikhlaskan kepergian Gina sebagai takdir yang sudah ditentukan. Namun, sang ibu sempat tak sadarkan diri saat menerima kabar duka itu.

Anton juga menyoroti perlunya peningkatan keselamatan di perlintasan rel kereta api tersebut. Dia berharap agar tragedi serupa tidak terulang dan menyarankan adanya pengaturan jadwal atau giliran warga untuk menjaga perlintasan agar tidak ada lagi nyawa yang hilang sia-sia.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di perlintasan rel kereta api, terutama di tempat-tempat yang tidak memiliki palang pintu dan pengawasan yang memadai. (Rangga Jatnika/Radika Robi Ramdani)

0 Komentar