Stunting Bukan Hanya Ganggu Tumbuh Kembang anak Secara Fisik, Tapi Juga Mental

Stunting Bukan Hanya Ganggu Tumbuh Kembang anak Secara Fisik, Tapi Juga Mental
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Gangguan tumbuh kembang anak akibat stunting bukan hanya tubuh pendek.

Gangguan tumbuh kembang anak akibat stunting termasuk pada perkembangan otak yang kurang maksimal dan menyebabkan kemampuan mental anak di bawah rata-tata.

“Sehingga target tahun 2045 program Indonesia Emas mustahil bisa terwujud,” Ujar Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan saat membuka rakor TPPS tingkat kota di Aula Bappelitbangda, Selasa (21/11/2023).

Baca Juga:Rumah Oos Roboh Diguyur Hujan, Wakil Ketua DPRD Kota Tasik Kirim BantuanLetkol Pnb Adi Putra Buana SH MIpol Resmi Purna Tugas, Danlanud Wiriadinata Digantikan Pria Asal Sumedang Jawa Barat

Jumlah balita stunting di Kota Tasikmalaya termasuk tinggi. Menurut SSGI masih 22,4 persen. Sedangkan berdasar data Eppgbm hingga bulan Mei hanya 12,22 persen.

Meski ada disparitas atau perbedaan pada kedua data itu, namun tetap hal ini mengindikasikan penanganan stunting di Kota Tasikmalaya belum optimal.

Akibatnya masih banyak anak mengalami gangguan tumbuh kembang.

“Namun, upaya percepatan penurunan stunting ini bukan hanya tugas pemerintah. Diperlukan kerjasama sinergis terintegrasi dan konvergen antara pemerintah serta seluruh elemen masyarakat,” tandas Ivan.

Oleh karenanya ia menyebut sinergitas semua pihak sangat penting dalam menangani gangguan tumbuh kembang anak ini. Tak bisa sekadar mengandalkan pemerintah.

“Kita mengingatkan seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkot, meningkatkan upaya interfensi sensitif dan spesifik stunting yakni 30 persen intervensi spesifik yang merupakan kewenangan mutlak Dinas Kesehatan, dan 70 persen intervensi sensitif yang merupakan kewenangan perangkat daerah terkait,” paparnya.

Asisten Daerah I Kota Tasikmalaya H R Rizza Setiawan merinci Pemkot Tasikmalaya sudah melakukan 8 aksi konvergensi atau integrasi penanganan stunting pada tahun 2022-2023.

Mulai analisa situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perwalkot tentang percepatan penurunan stunting, pembinaan kelurahan dan masyarakat, sistem manajemen data. “Termasuk pengukuran dan ekspos stunting serta review kinerja tahunan,” kata dia. (Firgiawan)

Baca berita dan artikel lainnya di google news

0 Komentar