TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Stok darah PMI Kabupaten Tasikmalaya semakin menipis. Padahal, kebutuhan labu darah dalam sehari bisa mencapai 40.
Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tasikmalaya secara terus menerus menggalakkan kepada masyarakat untuk pro aktif berdonor. Sebab, dengan berdonor tidak hanya memberikan manfaat bagi diri pribadi. Namun, sangat berharga bagi orang yang lagi membutuhkan.
Humas dan Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S) PMI Kabupaten Tasikmalaya Tonton Ferdian mengatakan, permintaan darah sejak tahun baru hingga saat ini mencapai ratusan labu. “Dari tanggal 1 sudah 341 pasien yang memerlukan transfusi. Itu pun variatif, mulai 1 sampai dengan beberapa labu darah setiap pasien. Jika dirata-ratakan per harinya dibutuhkan kurang lebih 35 sampai 40 labu,” ujarnya kepada Radar, Selasa (9/1/2024).
Baca Juga:Rumah Kebakaran, Balita di Tasikmalaya Tewas Terbakar, Awalnya Bermain Korek Api di Kasur hingga Menimbulkan Percikan ApiKerajinan Bambu Kabupaten Tasikmalaya Menuju Pasar Global, Terus Berinovasi untuk Menghasilkan Karya Terbaik
Tonton mengungkapkan, labu darah itu dibutuhkan oleh warga yang mengalami kecelakaan, transplantasi organ, kanker, anemi, thalasemia, hingga pasien atau warga yang mengalami kanker darah dan lainnya.
Ia juga menyinggung ajakan yang mereka lakukan mengetuk hati para warga untuk berdonor. Hal itu, guna mengatasi kekurangan stok darah yang saat ini terus terjadi di Kabupaten Tasikmalaya.
Saat ini, stok darah untuk golongan darah A ada 7 labu, golongan darah B 14 labu, golongan darah O 17 labu dan golongan darah AB 5 labu. Pihaknya berharap kepada masyarakat untuk bisa membantu sesama melalui donor darah mengingat ketersediaan darah di PMI sangat terbatas karena banyaknya permintaan.
Bagi yang biasa mendonorkan darahnya, lanjut Tonton, diminta untuk datang langsung ke UDD PMI. Sebab, mereka rutin mendonorkan darahnya selama 3 bulan sekali. Dengan minimnya stok darah, maka pihak keluarga yang membutuhkan labu darah harus membawa donor pengganti. Pasalnya, meskipun dilakukan jemput bola melalui berbagai kegiatan, maka tetap mengandalkan dari donor pengganti.
“Kami pun terus bergerak dan tetap membantu dengan cara menyampaikan informasi, bahwa ada pasien yang membutuhkan darah disamping jemput bola ke beberapa tempat,” kata dia. (*)