TASIK, RADSIK – Jumlah pendonor darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tasikmalaya terus menurun. Maka dari itu dilakukan jemput bola guna memenuhi kebutuhan darah. Hal itu dilakukan karena stok darah yang minim dan tidak sebanding dengan kebutuhan.
Manager Kualitas UDD PMI Kabupaten Tasikmalaya dr Inne Srie Suparliany mengatakan, stok darah yang ada di UDD jumlahnya minim. Pihaknya mengandalkan para pendonor sukarela yang biasanya datang secara rutin maupun melakukan jemput bola ke beberapa instansi, sekolah dan lainnya.
“Untuk mencukupi kebutuhan dari para pendonor, kami melakukan cara jemput bola ke beberapa tempat. Selain itu, kita juga mengingatkan kepada pihak-pihak yang biasa mengadakan kegiatan donor darah ketika sudah waktunya,” ujarnya kepada Radar, Kamis (13/10/2022).
Baca Juga:Penuhi Zat Besi Remaja PutriKandidat Pj Segera Mengerucut
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Inne mengingatkan para pendonor yang biasa mendonorkan darahnya, untuk datang langsung ke UDD. Sebab, mereka rutin mendonorkan darahnya selama tiga bulan sekali dan sebagian ada yang telah diberikan kartu.
Dengan minimnya stok darah, maka pihak keluarga yang membutuhkan labu darah harus membawa donor pengganti. Pasalnya, meskipun dilakukan jemput bola melalui berbagai kegiatan, maka tetap mengandalkan dari donor pengganti.
“Meskipun begitu, kami terus bergerak. Tetap membantu dengan cara menyampaikan informasi, bahwa ada pasien yang membutuhkan darah di samping jemput bola ke beberapa tempat,” kata dia.
Bunanto, salah satu petugas UDD PMI Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan, meskipun belum banyak yang ikut mendonorkan darahnya, namun terus diupayakan dengan cara mengajak dan menyosialisasikan kepada masyarakat.
“Dengan minimnya stok labu darah, memang cukup kesulitan untuk menyediakan darah bagi yang membutuhkan. Harus ada donor pengganti dan mengingatkan para pendonor sukarela yang sudah jadwalnya agar mendonorkan darahnya. Dengan cara jemput bola pun, terus dilakukan,” ucapnya.
Kata dia, saat ini untuk pendonor sukarela masih sedikit. Rata-rata yang donor itu, masih merupakan kerabat atau rekan dari pasien yang membutuhkan darah. ”Dengan demikian, biasanya donor pengganti itu merupakan anggota keluarga pasien yang membutuhkan darah,” ucap dia. (obi)