STHG Tasikmalaya Sodorkan Cara Keluar dari Predikat Daerah Termiskin

STHG
Ketua Pelaksana Seminar Dr H Nana Suryana SH SSos MH (kanan) sebagai moderator seminar di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Sabtu (5/8/2023). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

“Apakah dengan kondisi itu mungkin Kota Tasikmalaya sebagai daerah termiskin di Jawa Barat? Seharusnya tidak,” imbuhnya.

Sedangkan dari toko ulama, meminta menanamkan sikap mental kuat kepada masyarakat. Tentunya jangan sampai lebih suka di bawah atau menerima bantuan daripada di atas memberi bantuan. Contohnya bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah banyak yang tidak tepat sasaran padahal cukup mampu.

“Kegiatan seminar ini diharapkan para ulama ataupun tokoh masyarakat untuk merubah sikap mental masyarakat yang suka diberi menjadi memberi,” katanya.

Baca Juga:Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tekan Diabetes Melitus dengan Terapkan Silih Asah, Silih Asih dan Silih AsuhSiswa SDN 1 Parakannyasag Dilatih Mahir Komputer Agar Siap Hadapi ANBK

Lalu dari BPS Kota Tasikmalaya, nanti membuka data kategori apa yang bisa membuat Kota Tasikmalaya sebagai daerah termiskin di Jawa Barat. Tentunya ketika data kemiskinan kurang valid, bisa libatkan mahasiswa dalam melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) data kemiskinan di Kota Tasikmalaya sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

STHG Tasikmalaya siap membantu karena untuk kepentingan masyarakat, pemerintah dan bersama. “Di Kota Tasikmalaya lebih dari tujuh perguruan tinggi, nanti Pemerintah Kota Tasikmalaya bisa libatkan semua mahasiswa saat KKN. Tentunya diminta untuk monev data kemiskinan karena bisa kunjungan langsung masyarakat terdata mendapatkan bantuan sosial, sehingga bisa efisiensi tenaga, biaya, dan datanya dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

“Kalau lewat di masyarakat yang melakukan pendataan masih dapat  dipertanyakan yang menerima bantuan sosial. Tetapi kalau dilibatkan mahasiswa saat melakukan pengabdian masyarakat bisa sesuai kondisi yang ada,” imbuhnya.

Inti permasalahan kemiskinan, menurutnya, ada di data. Supaya bisa akurat dan dipertanggungjawabkan bisa libatkan perguruan tinggi. Ia tidak ingin bantuan sosial tersebut salah sasaran.

“Mendingan kalau yang salah sasaran ini dananya buat peningkatan UMKM, sarana dan prasarana pendidikan, dan lain-lain,” katanya.

Selain itu, ia meminta stigma Tasikmalaya memiliki sejarah kelam pada 1996, hal ini jangan terulang kembali di masa depan. Sebab, kejadian tersebut sangat merugikan masyarakat.

Dampaknya investor memikirkan dua kali, ketika akan menanam investasi di Kota Tasikmalaya. Oleh karena mesti penegakkan hukum tanpa pandang bulu, sikap mental masyarakat harus kuat, jangan seperti pohon kering yang mudah terbakar dan adu domba.

0 Komentar