STHG Tasikmalaya Sodorkan Cara Keluar dari Predikat Daerah Termiskin

STHG
Ketua Pelaksana Seminar Dr H Nana Suryana SH SSos MH (kanan) sebagai moderator seminar di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Sabtu (5/8/2023). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sekolah Tinggi Hukum Galunggung atau STHG Tasikmalaya melaksanakan seminar agar Kota Tasikmalaya keluar dari jurang daerah termiskin di Jawa Barat. Acara digelar di Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Sabtu (5/8/2023).

Dengan tema yang diambil yakni Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Tasikmalaya melalui Pendekatan Perencanaan Pembangunan dalam Rangka Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2024.

Ketua Pelaksana Seminar Dr H Nana Suryana SH SSos MH mengatakan, kegiatan seminar ini salah satu bukti Tri Darma Perguruan Tinggi STHG Tasikmalaya, yaitu melaksanakan Pengabdian masyarakat. Tentunya untuk membedah berdasarkan laporan yang masuk, Kota Tasikmalaya sebagai daerah paling miskin se-Jawa Barat.

Baca Juga:Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tekan Diabetes Melitus dengan Terapkan Silih Asah, Silih Asih dan Silih AsuhSiswa SDN 1 Parakannyasag Dilatih Mahir Komputer Agar Siap Hadapi ANBK

“Oleh karenanya STHG Tasikmalaya  membahas ini sebagai tanggung jawab sosial dengan adanya permasalahan menjadi Kota Tasikmalaya termiskin di Jawa Barat. Untuk itu membuka kriteria, parameter, dan lainnya mengapa Kota Tasikmalaya menjadi daerah termiskin adalah akademisi melalui seminar ini,” katanya kepada Radar, Sabtu (5/8/2023).

Direktur Pascasarjana STHG Tasikmalaya tersebut menyampaikan, dalam mendukung seminar sesuai tema pembahasan, memanggil pembicara mulai dari Maman Rohman Setiadi-Pemerintah Kota Tasikmalaya, Panca Oktianti-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, Nanang Rusliana-akademisi, dan KH Amin Bustomi-tokoh ulama. Tentunya bisa memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk melakukan perencanaan pembangunan agar angka kemiskinan turun, sehingga 2024 keluar dari kategori termiskin se-Jawa Barat.

“Masukan dari akademisi secara teoritis memberikan pandangan pembangunan ke depannya agar lebih baik. Misalnya, Kota Tasikmalaya sudah memiliki kerajinan yang sudah mendunia seperti bordir, kelom geulis, tikar mendong, dan payung geulis. Hal ini suatu modal dasar bagi pemerintah dalam rangka merencanakan pembangunan agar tingkat kemiskinannya dapat diminimalisir,” ujarnya.

Kemudian, Kota Tasikmalaya memiliki potensi yang luar biasa, mulai dari pusat kesenian, kebudayaan, perekonomian, pusat keuangan, dan Perbankan. Ditambah ada pusat kesehatan dan pendidikan.

“Langkah strategis seperti apa yang akan diambil oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, sebab telah memiliki modal dasar mulai dari pusat kesenian, kerajinan kebudayaan, ekonomi, pendidikan, perbankan, perhotelan, dan kesehatan,” katanya.

0 Komentar