Soal Pernyataan Ketua MUI Kota Tasikmalaya di Al-Zaytun, Begini Pandangan Aktivis Mahasiswa

Pandangan Aktivis Mahasiswa Soal Pernyataan Ketua MUI Kota Tasikmalaya
Aktivis Mahasiswa : Muamar Khadapi
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivis Mahasiswa Muamar Khadapi menilai bahwa publik sudah keliru dalam memahami pernyataan Ketua MUI Kota Tasikmalaya KH Ate Musodiq. Apalagi mereka yang hanya menyimak potongan video yang tidak utuh.

“Jangan hanya melihat potongan video yang di sebar di media sosial sehingga menimbulkan salah tafsir dalam memahami apa yang di sampaikan KH. Ate Mushodiq Bahrum,” ucapnya kepada Radartasik.id.

Menurutnya apa yang disampaikan oleh KH Ate di acara Al-Zaytun tidak ada salah. Karena dirinya menyampaikan soal pembangunan karakter santri dengan pola learning by doing yang diterapkan di Al-Zaytun. “Al-Zaytun membuat konsep pondok pesantren yang bukan hanya dari sisi ilmu tetapi mereka juga menggunakan sistem penerapan,” terangnya.

Baca Juga:Lansia Pencari Janur Yang Hilang Ditemukan di Puncak Pohon Kelapa, Begini KondisinyaPanji Gumilang Ditetapkan Tersangka, Ini Respons Ulama Tasikmalaya

Pernyataan dari KH Ate justru menurutnya menjadi kritik untuk pihak-pihak yang sebatas menganggap Al-Zaytun sesat. Tanpa memikirkan solusi mengingat di sana terdapat banyak santri.

“Kesalahan yang nampak hari ini bukan ada pada Al-Zaytun, melainkan pada Panji Gumilang yang hari ini sudah jelas akan di tangkap dan di adili oleh pihak yang berwenang,” ucapnya.

Maka dari itu menurutnya tidak ada yang perlu dipersoalkan dari pernyataan KH Ate. Karena jika disimak secara saksama dia tidak membahas soal salah atau benarnya Al-Zaytun. “Beliau sedang membahas atau pun melihat metodologi yang digunakan oleh Pesantren Al-Zaytun,” katanya.

Pihaknya pun menyesalkan dengan orang-orang yang gagal dalam memahami pernyataan KH Ate Musodiq. Terlebih banyak juga warganet yang cenderung melakukan bullying dengan komentar-komentar kasarnya. “Bahkan tidak sedikit ujaran kebencian di lontarkan dengan kata kata kasar yang tidak manusiawi,” jelasnya.

Jika disikapi secara bijaksana, seharusnya yang dipersalahkan adalah Panji Gumilang secara hukum sudah ditetapkan tersangka. Secara kelembagaan menurutnya Al-Zaytun justru harus diselamatkan, khususnya para santrinya.

“Jangan sampai masalah yang menimpa Panji Gumilang berefek pada orang orang yang tidak bersalah,” katanya.

0 Komentar