Soal Parkir Liar di Objek Wisata Pantai Pangandaran, Ini Kata Tokoh Masyarakat

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Masyarakat mengusulkan penertiban parkir liar di Objek Wisata Pantai Pangandaran. Sebab, keberadaannya bisa berdampak pada kunjungan wisata.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pangandaran Engkos mengatakan, mereka yang menjadi juru parkir (jukir) di Pantai Pangandaran merupakan warga dari beda desa.

“Kalau warga Desa Pangandaran gak ada yang ikut, tapi yang saya tahu mereka ada dari desa lain (Kecamatan Pangandaran),” katanya, Minggu 5 November 2023.

Baca Juga: Parkir Liar di Kawasan Wisata Pangandaran Bisa Bikin Wisatawan Tak Nyaman, Harus Segera Disikapi!

Menurutnya, mereka yang menjadi juru parkir di Objek Wisata Pantai Pangandaran ada nelayan, pedagang dan yang pekerjaannya juru parkir. “Ada yang nyambi juga,” terangnya.

Kata dia, parkir memang harus ditertibkan pihak yang berwenang. “Ya oleh Pemkab Pangandaran untuk menertibkannya,” ucapnya.

Menurutnya, ketika wisatawan yang memberikan uang parkir atas kemauan dan seikhlasnya tidak jadi masalah. Yang menjadi masalah, ketika tarif parkir ditentukan dengan harga tinggi. “Kalau ada pemaksaan, ya jangan,” ujarnya.

Baca Juga: Warga Kaget Dimintai Biaya Parkir Rp 10 Ribu di Lokasi Wisata Pangandaran, Dishub: Tak Dikelola Kita

Dirinya berharap semuanya bisa diselesaikan dengan baik-baik. “Ya harus baik-baiklah, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan,” ucapnya.

Ia mengatakan parkir memang sudah masuk dalam tiketing ke Objek Wisata Pantai Pangandaran. “Dan saya juga paham soal itu, kalau sudah beli tiket berarti sudah bayar,” ujarnya.

Butuh Ketegasan Benahi Objek Wisata Pantai Pangandaran

Tokoh pariwisata Kabupaten Pangandaran Abah Kunay mengatakan, wisata Pangandaran ibarat produk yang dijual. Perlu penataan yang baik, termasuk soal parkir. “Termasuk pelayanan kan harus dibenahi,” katanya.

Ia mengatakan perlu ketegasan untuk membenahi pariwisata di Kabupaten Pangandaran. “Kalau mau bener mah ya harus tegas,” ujarnya.

Kunay mengatakan, keamanan, kenyaman dan ketertiban adalah hal nomor satu di dalam pariwisata. “Harus ada ngariung (diskusi) lebih lanjut kalau soal itu,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Salam…syh harap Croscek Dulu ke setiap lokasi agar tidak gagal paham kronologis yg nyata’supaya g salah meyikapi para penjual jasa penertib atw penata kendaraan yg ada d pangandaran yg sudah d perbincangkan media d piralkan PUNGLI..menurut syh jangn asal TERBITKAN BERITA sebelum croscek kelapangn… awali dari jam 7 pagi hingga jam 4pagi lagi klw bisa ikut nertibkan yunit dengan TANPA UPAH,, d waktu SEPI ataw lg waktu RAME sabtu dn minggu kesetiap resarea parkir yg emang taman saja ataw ada fisik bangunan resto yg live music DANGDUT,DJ,ACUSTIK..hingga closing jam 04pagi…tanggung jawab y bukan d parkir karna parkir RANA DISHUB…tp lingkungan setempat yg syh tau MEMBANTU peduli lingkungn wisata garda satu untuk kenyamanan dn ke amanan pengunjung ‘apabila ada hal”yg tidak d harapkn..Contoh ada musibah/kebakaran ataw kributan perkelahian antar pengunjung dn juga terlihat pasti merka nyeting yunit agar terhidar dari tubrukan yunit dn kemacetan jalan unum dn area resto..mereka menjual jasa yg halal bukan MALAK karna ada usaha tenaga dn keringat melalui harga tiket standar..menurut syh Tanpa tiket penjual jasa kesannya seperti (PREMAN/MALAK) (upaya jalankan TESTYMONY Tanpa tiket )70%bilang trimakasih Tanpa bayar 17% pergi begitu saja…13% ngasih itupun rp 2000 ..alhasil lingkungn g ada inkam untuk menapkahi anak istri y…kronologis warga setempat yang mengais rezeki d KAMPUNG TURIS dn sekitar y..itu yg syh tahu🙏🙏🙏