Soal Kota Tasikmalaya Mengejar Penghargaan Adipura, Boleh Optimis Tapi Harus Realistis

Kota tasikmalaya mengejar penghargaan adipura, optimis tapi harus realistis, retribusi sampah
Petugas dari DLH Kota Tasikmalaya mengangkut sampah di jalur pemukiman Cipicung Kecamatan Cihideung, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Optimisme Pemkot Tasikmalaya dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mendapatkan Adipura dinilai terlalu muluk. Pasalnya tidak realistis mengingat persoalan sampah dan sarana prasarana yang dimiliki tidak memadai.

Dalam upaya mengejar pengarhargaan Adipura dan mewujudkan Kota Tasikmalaya yang bersih, persoalan sampah harus bisa teratasi maksimal. Jika tidak, maka upaya tersebut hanya sekadar mimpi kecuali menggunakan manipulasi.

Faktanya, sarana prasarana yang dimiliki pemerintah untuk menangani sampah kurang memadai. Di tambah lagi DLH beralasan anggaran untuk operasional dan pemeliharaan armada berkurang tahun ini.

Baca Juga:Terlalu Dipaksa, Dadaha Dinilai Sudah Tidak Layak Untuk Konser Musik Besar Termasuk Band RadjaIvan Dicksan atau Nurhayati, Azies Rismaya Mahpud Wakilnya! Partai Demokrat Tetap Setia Kepada PPP di Pilkada

Ketua Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia (LPLHI) Mugni Anwari khawatir upaya mengejar adipura yang dilakukan Pemkot menggunakan intrik. Pasalnya dengan realitas yang terjadi, penghargaan adipura terbilang mustahil untuk diraih.

“Pengangkutan sampah banyak terhambat, kondisi TPA alat beratnya tidak optimal, anggaran yang dialokasikan kecil, mau bagaimana lagi kalau bukan dengan manupulasi?,” ungkapnya.

Dirinya mengaku heran dengan Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr H Cheka Virgowansyah yang sejak awal berdinas berkomitmen menangani sampah. Namun realitasnya sampai saat ini kondisinya tetap bermasalah. “Apalagi kalau betul anggarannya dikurangi, berarti kan penanganan sampah tidak jadi prioritas,” ucapnya.

Maka dari itu menurutnya optimisme untuk menggapai penghargaan adipura bisa dibilang tidak realistis. Karena tidak sesuai dengan situasi dan kemampuan yang dimiliki Pemkot. “Jauh panggang dari api, tidak realistis,” tuturnya.

Di samping masalah, volume sampah menurutnya merupakan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) jika dikelola serius. Pasalnya sampah dewasa ini punya nilai bisnis jika dilihat dari kaca mata usaha.

“Pengangkutannya menerapkan biaya, sebagian sampahnya bisa didaur ulang, atau bisa diolah jadi pupuk dan sebagainya,” ucapnya.

Maka dari itu pihaknya juga meminta DLH bisa melakukan inovasi-inovasi untuk bisa menghasilkan PAD yang lebih besar. Konsekuensinya, pelayanan kepada masyarakat harus bisa lebih maksimal. “Karena bagaimana masyarakat bersedia bayar kalau pengangkutannya suka telat,” imbuhnya.

Baca Juga:Waspada Jebakan Injury Time! Partai dan Kandidat Bisa Zonk Saat Bongkar Pasang Koalisi Pilkada Kota TasikKota Tasikmalaya Kembali Mengejar Penghargaan Adipura, Masalah Sampah Bisa Beres? 

Jika itu bisa terealisasi, DLH menurutnya bisa menjadi dinas penghasil PAD yang besar. Di samping itu, lingkungan pun bisa terjaga karena sampah terkelola dengan baik.

0 Komentar