TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivis perempuan dan anak yang juga direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah, angkat bicara soal kasus baru stunting di Kecamatan Kawalu. Yaitu soal seorang ibu yang melahirkan secara tiba-tiba dan prematur
Menurut Ipa hal itu terjadi akibat kurangnya edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat. Apalagi kondisi keluarga sang ibu juga terbilang kurang mampu.
Hal itu disinyalir membuat mereka menomorduakan masalah pemeriksaan kesehatan.
“Sungguh disayangkan walaupun kasus ini adalah kasus yang langka atau jarang terjadi, namun dari hal ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa memeriksakan diri ke dokter, bidan atau layanan kesehatan adalah kebutuhan yang harus diprioritaskan ketika di dalam diri ada sesuatu yang dirasakan,” terangnya kepada Radar, Kamis 8 Agustus 2024.
Baca Juga:70 Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya Akan Dapat Komputer Baru, Ada yang Dapat 1 Hingga 12 Unit!Membaca Skenario Paslon Versus Kotak Kosong di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024
Seperti diketahui seorang ibu di Kawalu itu mengaku tidak merasa hamil hingga tiba-tiba ia melahirkan seorang bayi dengan kondisi prematur.
Wanita itu mengaku sempat merasakan mual dan kecapekan. Namun ia menyangka itu adalah sesuatu yang biasa seperti yabg ia alami setiap kali pulang berkeliling jualan sayur.
Perempuan berinisial M (39) menyebut bahwa selama masa belum melahirkan, ia mengalami periode mentsruasi tak normal. Namun tak pernah diperiksakan.
Ipa menyayangkan kejadian tersebut. Sebab seharusnya kondisi tidak normal itu segera diperiksakan pada tenaga kesehatan.
“Seharusnya tidak boleh hanya menganggap itu biasa, dan baik-baik saja. Sehingga tidak pernah memeriksakan diri sama sekali karena merasa aktivitas normal berjalan seperti biasanya,” kata dia.
Budaya memeriksakan diri ke layanan kesehatan atau sampai medical check up, diakui Ipa, memang masih menganggap tidak penting oleh sebagian besar masyarakat.
Tak masuk jadi pola hidup, bahkan banyak juga yang paranoid takut memeriksakan diri.
Baca Juga:Kejutan! Isteri Vokalis Gigi Umumkan Siap Maju Pilkada Ciamis Dampingi Nanang PermanaMenanti Manuver Azies Rismaya Mahpud Jelang Masa Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya!
Ia menjelaskan kasus M, disebut kecolongan. Banyak faktor pendukung terjadinya hal tersebut.
Pertama, mindset masyarakat menganggap memeriksakan diri dianggap tidak penting.
“(Menganggap keeehatan) bukan skala prioritas. Padahal sejatinya menjaga kesehatan adalah kebutuhan yang harus diprioritaskan. Berarti banyak masyarakat yang awam tidak faham mengenai hal ini,” ungkapnya.